Skip to main content

JANGAN TUNGGU SWAB MENGCOVIDKAN KITA

 


Fenomena Covid jilid 1 mungkin mindset kita adalah “Jangan sampai tertular”, skr harus diubah, fenomena Covid jilid 2 ini mindset kita adalah “Jangan sampai menularkan” kita mesti rajin-rajin melakukan isoman 14 hari, kalau mmg sulit isoman di rumah, kita isolasi mandiri di mana pun kita berada dengan menjaga diri, menjaga potensi diri menularkan. Jangan menunggu swab meng-Covidkan kita. Kita tidak tahu teman ataupun kolega yang kemarin bercengkrama dgn kita, tertawa menikmati suguhan enak, kini terbaring lemas, pusing yang tak tertahankan, sakit kerongkongan, nyeri dada, batuk tak tertahankan, kehilangan rasa, bahkan berjuang karena sesak nafas, atau jangan-jangan sudah ada yang meninggal karena kita? Ya Allah, nauzubillah min zalik.

 

Mungkin hari ini covid itu sudah mendompleng dalam tenggorokan kita, tetapi dia hanya menunggu waktu yang tepat saat imun kita lemah. Jadi, jangan merasa sehat atau bahkan menyepelekan virus ini. Tidak sedikit berita kematian, satu per satu terdengar ataupun terbaca di media sosial akibat Covid-19. Memang virus ini tidak secara penuh membunuh kita yang sehat, tetapi  pernahkah kita berpikir akibat kita mereka terpapar?

Mungkin karena kita sudah pakai masker, berarti kita aman menularkan? Padahal potensi itu juga ada pada alat vital kita yang lain.

 

Lantas mengapa kita masih heran dengan penambahan kasus Covid-19 ini? Sudahkah kita ketat menggunakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak? Jangan tunggu hasil swab kita positif lantas kita melakukan isolasi mandiri, mari kita isoman sebelum positif. Jangan sampai kita menjadi orang yang munafik dengan keluyuran ke mana-mana, bisa jadi virus sudah ada dalam tubuh kita yang sudah kita dapat dari orang yang tidak sadar menularkan kita, dan kita juga  tanpa sadar telah menularkan, kemudian orang yang kita dekati juga tidak merasa akan tertular. Kita jangan menormalkan situasi ini, kita ini berada dalam masa darurat pandemi covid-19. Mari kita memperbanyak gerak di rumah bukan banyak gerak di luar rumah. Mari kita bersama-sama menyelesaikan masalah ini, bukan menambah masalah. Selain itu, mari kita bersama-sama berdoa agar Covid-19 segera diangkat dari muka bumi ini.


by: Andi Sahtiani Jahrir

Comments

Popular posts from this blog

MANTRA BUGIS MAKASSAR

MANTRA/  DOANGANG  ( doaG ) ANDI SAHTIANI JAHRIR Mantra sebenarnya lebih sesuai digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terlalu terikat pada aspek baris, rima dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, mantra biasanya menggunakan bahasa khusus yang sukar dipahami. Adakalanya, dukun atau pawang sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang hanya memahami kapan mantra tersebut dibaca dan apa tujuannya. Dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat dan tabu. Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan kepada anak keturunan, murid ataupun orang yang ia anggap akan menggantikan fungsinya sebagai dukun. Kemunculan dan penggunaan mantra ini dalam masyarakat Melayu, berkaitan dengan pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam.  Oleh sebab itu, semakin modern pola hidup masyarakat Melayu dan semakin jauh mereka dari alam, maka man

PAPPASENG TO UGI

PAPPASENG  BUGIS ( ppes) Pappaseng  berasal dari kata dasar paseng yang berarti  pesan  yang harus dipegang sebagai amanat, berisi nasehat, dan merupakan wasiat yang perlu diketahui dan diindahkan. Pappaseng dalam bahasa Bugis mempunyai makna yang sama dengan  wasiat  dalam bahasa Indonesia.  Pappaseng  dapat pula diartikan  pangaja’  yang bermakna nasihatyang berisi ajakan moral yang patut dituruti.  Dalam tulisan punagi (1983:1) dinyatakan bahwa pappaseng adalah wasiat orang tua kepada anak cucunya (orang banyak) yang harus selalu diingat sehingga amanatnya perlu dipatuhi dan dilaksanakan atas rasa tanggung jawab. Mattalitti (1980:5) juga mengemukakan bahwa  pappaseng  bermakna petunjuk-petunjuk dan nasihat dari nenek moyang orang bugis zaman dahulu untuk anak cucunya agar menjalani hidup dengan baik. Jadi,  pappaseng  adalah wasiat orang-orang tua dahulu kepada anak cucunya (generasi berikutnya) yang berisi petunjuk, nasihat, dan amanat yang harus dipatuhi dan dilaksanaka

MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

BAB   I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan  manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak pendidik yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk melakukan hal yang mereka inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak membutuhkanya, maka  setiap guru dituntut untuk memahami teori psikologi pendidikan  agar  potensi yang ada pada peserta didik dapat dikembangkan berdasarkan tahap perkembangannya.  Banyak para ahli yang memaparkan tentang perkembangan  peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers, Kohnstam.  Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu, keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh tentang  pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu agar sukses dalam mendidik, perlu memahami