Skip to main content

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI




Logo






PEDOMAN
PENYUSUNAN SKRIPSI
EDISI









UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.                 DASAR
PP 30 Tahun 1990 yang mengatur tentang organisasi dan pengelolaan Pendidikan Tinggi di Indonesia mensyaratkan mahasiswa yang hendak menyelesaikan studinya pada suatu jenjang pendidikan tinggi, membuat “Skripsi” untuk program Strata Satu (S1), “Tesis” untuk program Strata Dua (S2). Dan “Disertasi” untuk program Strata Tiga (S3) atau doctor. Dasar hukum ini tentu saja bertolak dari prinsip bahwa seseorang yang bergelar sarjana dituntut untuk mampu berpikir dan membuat karya menggunakan konsep-konsep metode ilmiah.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka mahasiswa UIM Makassar yang hendak menyelesaikan studinya pada program Strata Satu (S1), disyaratkan membuat atau menulis skripsi. Oleh karena skripsi adalah karya ilmiah, maka pembuatan atau penulisannya harus mengikuti prosedur ilmiah atau metode ilmiah (scientific method). Suatu karya ilmiah mengikuti prosedur kerja yang sistematik. Singkatnya, skripsi harus dibuat atau disusun dari suatu hasil penelitian ilmiah. Jadi tuntutan penulisan skripsi bagi mahasiswa program S1, secara hukum didasarkan pada PP 30 Tahun 1990 dan secara ilmiah didasarkan pada tuntutan integritas kemampuan karya ilmiah bagi seseorang yang menyandang predikat sarjana.
Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, termasuk ilmu pendidikan dan pengajaran (teaching), dikenal adanya berbagai pendekatan, antara lain; (1) pendekatan positivistik dan (2) pendekatan naturalistik. Pendekatan positivistik dalam menjawab masalah menggunakan alat-alat ukur baku dengan analisis statistic untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat digeneralisasi. Karena itu, maka penelitian jenis ini dikenal sebagai penelitian kuantitatif. Sedangkan pendekatan naturalistik dalam menjawab masalah dibutuhkan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh bagi peneliti dan yang diteliti saling berinteraksi, dan peneliti menggunakan pembenaran secara kualitatif guna memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan penelitian pada waktu dan situasi tertentu. Karena itu, maka penelitian jenis ini dikenal sebagai penelitian kualitatif.
Setiap mahasiswa yang akan mengadakan penelitian untuk penulisan skripsi bebas memilih pendekatan yang sesuai dengan masalah yang akan ditelitinya.

B.                 TUJUAN
Seorang ilmuan dituntut memiliki kemampuan secara professional membuat atau membahas suatu masalah dengan menggunakan prosedur ilmiah atau metode ilmiah. Itu berarti bahwa seorang ilmuan harus memahami dengan baik prosedur atau langkah yang harus ditempuh untuk mengkaji sesuatu secara ilmiah.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan disusunnya Buku Pedoman Penulisan Skripsi UIM Makassar adalah untuk: (1) Tersedianya aturan dan rambu-rambu penulisan skripsi yang dapat menjadi pegangan mahasiswa dan pembimbing skripsi pada semua fakultas dalam lingkup UIM Makasar, (2) Menyediakan sarana kesatuan pandangan akademik yang dapat dipedomani oleh seluruh mahasiswa dan dosen UIM Makassar dalam rangka pembuatan rancangan dan pelaksanaan penelitian untuk penulisan skripsi.
Dengan tersedianya buku ini, maka mahasiswa UIM Makassar yang hendak menyelesaikan studi diharapkan menghasilkan skripsi yang memenuhi syarat ilmiah yang sesuai dengan tuntutan peraturan akademik UIM Makassar.










BAB II
PROSEDUR PENULISAN SKRIPSI

            Dalam bab ini diuraikan prosedur yang diharapkan ditempuh mahasiswa dalam penulisan skripsi mulai dari pengajuan rencana skripsi sampai pelaksanaan ujian. Bab ini terdiri atas tiga subbab, yaitu pengajuan rencana, penetapan pembimbing, dan pelaksanaan ujian skripsi.
A.          PENGAJUAN RENCANA SKRIPSI
1.            Mahasiswa menyusun rencana skripsi dan mengajukan kepada Dosen Penasehat Akademik. Jumlah judul penelitian minimal tiga dan sesuai dengan minat dan keinginan mahasiswa dan bukan keinginan dosen pembimbing. Pemilihan judul berdasarkan masalah yang ditemui mahasiswa di lapangan lalu menyususun judul penelitian.
2.            Setelah mendapat persetujuan Dosen Penasehat Akademik, maka mahasiswa mengajukan rencana skripsi terebut dan calon pembimbing kepada ketua jurusan atau progam studi masing-masing.
3.            Setelah disetujui oleh ketua jurusan, mahasiswa menyusun rencana skripsi dalam bentuk usul penelitian sesuai dengan format yang telah ditetapkan (lihat lampiran A) untuk diseminarkan.
4.            Mahasiswa memperbaiki usul skripsi berdasarkan pertimbangan dosen pembimbing dan saran dari seminar.
5.            Draf usul penelitian digandakan sesuai dengan kebutuhan dengan melampirkan surat persetujuan pembimbing satu dan dua dan wajib dilampirkan pada draf usul penelitian

B.          PENETAPAN PEMBIMBING SKRIPSI
1.            Pembimbing adalah dosen yang memberi bimbingan kepada mahsiswa dalam melakukan penelitian dan penulisn skripsi.
2.            Banyaknya pembimbing dua orang, yaitu Pembimbing I dan Pembimbing II. Salah seorang diantaranya adalah dosen penasehat akademik mahasiswa yang bersangkutan bila memenuhi syarat kewenangan akademik.
3.            Pembimbing I dan Pembimbing II ditetapkan oleh Dekan berdasarkan usul ketua jurusan sesuai dengan kewenangan akademik dosen dan jabatan fungsionalnya paling rendah Lektor Madya, kecuali dosen S-3.
C.          PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI
1.            Setelah naskah skripsi disetujui oleh dosen pembimbing, mahasiswa menggandakan skripsinya sebanyak empat eksamplar yakni dua draf untuk pembimbing satu dan dua dan dua draf masing-masing  untuk penguji satu dan dua
2.            Mahasiswa mengisi format permohonan ujian skripsi yang disediakan oleh Biro administrasi akademik dan Kemahasiswa (BAAK).
3.            Berdasarkan permohonan mahasiswa, BAAK mengirim surat kepada pimpinan fakultas yang menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk diuji.
4.            Dekan menentukan panitia dan waktu pelaksanaan ujian.
Panitian terdiri atas:
-               Ketua                               : Dekan atau Pembantu Dekan
-               Sekretaris             : ketua atau Sekretaris Jurusan
-               Anggota                          : Pembimbing I
  Pembimbing II
  Penguji I
  Penguji II
5.            Dekan mengundang panitia ujian untuk menghadiri ujian skripsi mahasiswa yang bersangkutan dan mengirimkan satu eksamplar naskah skripsi yang belum dijilid.
6.            Undangan pelaksanaan ujian selambat-lambatnya tujuh hari sebelum ujian dilaksanakan.
7.            Jika pembimbing II berhalangan hadir, ujian skripsi tetap dilaksanakan. Akan tetapi, jika Pembimbing I berhalangan hadir, ujian tidak dapat dilaksanakan atau ketua panitia ujian mengambil kebijaksanaan.
8.            Mahasiswa yang diuji berpakaian sipil lengkap dan panitia berpakaian sipil harian atau berdasi.
9.            Ujian skripsi berlangsung paling lama 90 menit. Panitia skripsi diuraikan pada Bab V.

BAB III
GARIS-GARIS BESAR SKRIPSI
Garis besar skripsi terdiri atas tiga bagian pokok, yakni bagian awal, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian awal terdiri atas hal-hal (diurutkan) sebagai berikut:
-               Moto (kalau ada)
-               Absrak
-               Kata Pengantar
-               Daftar Isi
-               Daftar Tabel (kalau ada)
-               Daftar Gambar (kalau ada)
-               Daftar Singkatan (kalau ada)
-               Daftar simbol (kalau ada)
-                
FORMAT PENULISAN HASIL PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Skripsi, tesis, dan disertasi hasil kajian pustaka merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah/topik kajian.
Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir
Bagian inti dari skripsi tidak boleh lebih dari 75 halaman, tesis tidak boleh lebih dari 100 halaman, dan bagian inti dari disertasi tidak boleh lebih dari 150 halaman. Jumlah bab dalam bagian inti dari skripsi, tesis, dan disertasi bisa bervariasi, tergantung pada banyaknya gagasan dalam satu topik yang akan dibahas.
Bab 1 Pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan kajian, kegunaan kajian, metode kajian dan definisi istilah. Sedangkan Bab II dan bab-bab selanjutnya mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah atau jawabannya. Pada hakikatnya, peninjauan konsep menjadi subkonsep untuk menyusun alur berpikir dalam pengkajian masalah. Bab II dan bab-bab selanjutnya menjelaskan tentang masalah secara rinci, model pemecahan masalah dan pemecahannya.
 Bab Penutup berisi kesimpulan dan saran yang harus taat asas dengan uraian kerangka pemikiran terdahulu dan tidak bertentangan. Kesimpulan dan satan dinyatakan secara terpisah. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat, dirangkum dari hasil kajian dan pembahasan. Saran dibuat berkaitan dengan hasil kajian/pembahasan yang telah dilakukan.

Sistematika penulisan  Hasil Penelitian & Pengembangan

Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lainnya.
Alternatif Pertama
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
B.       Tujuan Penelitian dan Pengembangan
C.       Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D.       Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
E.        Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
F.         Definisi Istilah atau Definisi Operasional

BAB II METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A.       Model penelitian dan Pengembangan
B.       Prosedur Penelitian dan Pengembangan
C.       Uji Coba Produk
1.         Desain Uji Coba
2.         Subjek Coba
3.         Jenis Data
4.         Instrumen Pengumpulan Data
5.         Teknik Analisis Data

BAB III HASIL
A.       Penyajian Data Uji Coba
B.       Analisis Data
C.       Revisi Produk

BAB IV KAJIAN DAN SARAN
A.       Kajian Produk yang Telah Direvisi
B.       Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Alternatif Kedua

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
B.       Tujuan Penelitian dan Pengembangan
C.       Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D.       Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
E.        Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
F.         Definisi Istilah atau Definisi Operasional

BAB II PENDAHULUAN
A.       ……………
B.       ……………
C.       ……………


BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A.       Model Penelitian dan Pengembangan
B.       Prosedur Penelitian dan Pengembangan
C.       Uji Coba Produk
1.         Desain Uji Coba
2.         Subjek Coba
3.         Jenis Data
4.         Instrumen Pengumpulan Data
5.         Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL
A.       Penyajian Data Uji Coba
B.       Analisis Data
C.       Revisi Produk

BAB V KAJIAN DAN SARAN
A.       Kajian Produk yang Telah Direvisi
B.       Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Bagian Akhir
Daftar Rujukan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup


SISTEMATIKA PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Sistematika skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian tindakan kelas dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut:
Bagian awal
Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah:
-               Halaman Sampul
-               Lembar logo
-               Halaman Judul
-               Lembar Persetujuan
a.          Lembar persetujun pembimbing
b.         Lembar persetujuan dan pengesahan
-               Pernyataan Keaslian Tulisan
-               Abstrak (untuk tesis dan disertasi dalam Bahasa Indonesia perlu ditambahkan abstrak dalam bahasa Inggris)
-               Kata Pengantar
-               Daftar Isi
-               Daftar Tabel
-               Daftar gambar
-               Daftar Lampiran
-               Daftar Lainnya

Bagian Inti
Bagian inti meliputi bab-bab berikut:
Alternatif Pertama
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
B.       Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih satu)
C.       Hipotesis Tindakan
D.       Manfaat Penelitian
E.        Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
F.         Definisi Istilah atau Definisi Operasional

BAB II METODE PENELITIAN
A.       Pendekatan Penelitian
B.       Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan
C.       Kancah Penelitian
D.       Subjek Penelitian
E.        Data dan Sumber Data
F.         Pengumpulan Data
G.       Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi
H.       Prosedur Penelitian

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A.       Paparan Data
B.       Temuan Penelitian
a.          Temuan tiap siklus
b.         Temuan Lengkap

BAB IV PEMBAHASAN
A.       …………..
B.       …………..

Alternatif Kedua
Bagian inti meliputi bab-bab berikut:

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
B.       Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian
C.       Hipotesis Tindakan
D.       Manfaat Penelitian
E.        Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
F.         Definisi Istilah atau Definisi Operasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A.       Pendekatan Penelitian
B.       Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan
C.       Kancah Penelitian
D.       Subjek Penelitian
E.        Data dan Sumber Data
F.         Pengumpulan Data
G.       Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi
H.       Prosedur Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN
A.       Paparan Data
B.       Temuan Penelitian
a.          Temuan tiap siklus
b.         Temuan Lengkap

BAB V PEMBAHASAN
A.       …………………..
B.       …………………..

BAB VI PENUTUP
A.       Kesimpulan
B.       Saran

Bagian Akhir
-               Daftar Rujukan
-               Lampiran-lampiran
-               Riwayat Hidup
-                



Format Proposal Skripsi, Tesis, Dan Disertasi Dengan Pendekatan Kualitatif

Alternatif Pertama
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A.       Pendahuluan
B.       Format Penelitian atau Rumusan Masalah
C.       Landasan Teori
D.       Kegunaan Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN
A.       Pendekatan dan Jenis Penelitian
B.       Kehadiran Peneliti
C.       Lokasi Penelitian
D.       Sumber Data
E.        Prosedur Pengumpulan Data
F.         Analisis Data
G.       Pengecekan Keabsahan Temuan
H.       Tahap-tahap Penelitian

DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Alternatif Kedua
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A.       Konteks Penelitian atau Latar Belakang
B.       Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C.       Kegunaan Penelitian
D.       Metode Penelitian
E.        Landasan Teori
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Format Skripsi, Tesis, Dan Disertasi Berupa Penelitian dan Pengembangan

Alternatif Pertama

JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
B.       Tujuan Penelitian dan Pengembangan
C.       Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D.       Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
E.        Definisi Istilah atau Definisi Operasional

BAB II METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A.       Model Penelitian dan Pengembangan
B.       Prosedur Penelitian dan Pengembangan
C.       Uji Coba Produk
1.         Desain Uji Coba
2.         Subjek Coba
3.         Jenis Data
4.         Instrumen Pengumpulan Data
5.         Teknik Analisis Data

DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Alternatif Kedua
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
B.       Tujuan Penelitian dan Pengembangan
C.       Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D.       Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
E.        Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
F.         Definisi Istilah atau Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A.       Model Penelitian dan Pengembangan
B.       Prosedur Penelitian dan Pengembangan
C.       Uji Coba Produk
1.         Desain Uji Coba
2.         Subjek Coba
3.         Jenis Data
4.         Instrumen Pengumpulan Data
5.         Teknik Analisis Dat

DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ISI SKRIPSI DAN TESIS HASIL KAJIAN PUSTAKA

Skripsi atau tesis hasil kajian pustaka merupakan salahsatu bentuk penelitian kualitatif yang memaparkan hasil pemikiran dalam bentuk kajian pustaka oleh peneliti mengenai topik, isu atau masalah. Isi dari kajian pustaka merupakan hasil kajian gagasan atau proposisi dari beberapa hasil kajian atau sumber yang harus didukung oleh fakata dan data dari kajian pustaka. Adapun sumber kajian pustaka dapat berupa hasil kajaian penelitian, jurnal, disertasi, tesis, skripsi ataupun laporan, seminar, diskusi ilmiah, simposium, konferensi atau terbitan resmi pemerintah yang dapat dijadikan sumber untuk memperkaya kajian pustaka.
Sistematika penulisan kajian pustaka adalah sebgai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
B.       Rumusan Masalah
C.       Tujuan Kajian
D.       Kegunaan Kajian
E.        Metode Kajian
F.         Defenisi Istilah
BAB II dan Bab-bab berikutnya merupakan kajian mendalam mengenai ide dan gagasan yang mendalam sesuai dengan kaijan peneliti. Berikutnya perupakan bab kesimpulan dan implikasi dari hasil temuan pustaka
Bagian Akhir
            Pada bagian akhir dari kajian pustaka adalah
            Daftar Rujukan
            Lampran-lampiran
            Riwayat Hidup

SISTEMATIKA PENULISAN HASIL LAPORAN PENELITIAN MIXED METHOD

Bagian isi terdiri atas beberapa bab, dan setiap bab terdiri dari beberapa butir pembahasan.
Bab I    Pendahuluan
A.       Latar Belakang Masalah
B.       Rumusan Masalah
C.       Tujuan Penelitian
D.       Manfaat Hasil Penelitian
Bab II   Tinjauan Pustaka dan Kerangka Berpikir
A.       Tinjauan Pustaka
B.       Kerangka Berpikir
C.       Hipotesis (kalau ada)
Bab III  Metode Penelitian
A.       Variabel dan Desain Penelitian
B.       Definisi Operasional Variabel
C.       Populasi dan Sampel
D.       Tekhnik Pengumpulan Data
E.        Tekhnik Analisis Data
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A.       Penyajian Hasil Analisis Data
B.       Pembahasan
Bab  V  Kesimpulan dan Saran
A.       Kesimpulan
B.       Saran-saran



A.       BAGIAN AWAL
1.         Kulit Muka
Skripsi dijilid dengan kulit tebal dengan tulisan yang menggunakan huruf berwarna hitam. Khusus kulit muka skripsi FBS menggunakan warna ungu sebagai simbol fakultas
Skripsi dijilid setelah mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan lulus. Contoh tata letak tulisan kulit muka dapat dilihat pada lampiran B1 dan B2.
2.         Halaman Judul
Seluruhnya dicetak dengan bentuk dan huruf yang sama dengan kulit muka skripsi, tanpa logo dengan pernyataan pengajuan skripsi (lihat contoh pada lampiran B2).
3.         Lembar Pengesahan
Lembaran ini berisikan tanda tangan persetujuan panitia ujian, komisi pembimbing, dan komisi penguji. Panitia ujian terdiri atas Dekan sebagai ketua dan Ketua Jurusan sebagai sekretaris. Komisi pembimbing terdiri atas Pembimbing I dan Pembimbing II. Komisi penguji terdiri atas Penguji I dan Penguji II (lihat lampiran C)
4.         Halaman Moto (kalau ada)
5.         Abstrak
Abstrak ditulis dalam bentuk esei dan diketik 1 ½ (satu-setengah) spasi dengan panjang maksimal dua halaman. Isi abstrak terdiri atas (ditulis secara kronologis); Nama mahasiswa, tahun penulisan skripsi, judul, lembaga, tujuan penelitian, metodologi penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan. Contoh abstrak dapat dilihat pada lampiran E.
6.         Kata Pengantar
Kata pengantar berisi penjelasan singkat tentang isi dan sistematika skripsi dan ucapan terima kasih sehubungan dengan penyelesaian skripsi tersebut.
B.       ISI SKRIPSI
1.         Pendahuluan (Bab I)
Pendahuluan merupakan bab yang memberikan gambaran umum mengenai penelitian yang dilakukan. Membaca bab ini, secara garis besar orang akan dapat melihat hal-hal pokok yang tercakup dalam penelitian dan hubungan antara hal yang satu dengan hal lainnya.
a.          Latar Belakang
Bagian ini menguraikan secara singkat hal yang melatari peneliti melakukan penelitian sekarang ini. Di sini dapat dikemukakan misalnya adanya kesenjangan antara harapan (das Sollen)dan kenyataan (das Sein), fakta-fakta yang menolak kebenaran suatu teori atau hasil penelitian sebelumnya.
Penulis (peneliti) dapat memaparkan rangkuman berbagai hasil bacaan, seperti laporan penelitian orang lain, hasil seminar atau diskusi ilmiah, hasil sensus, pengalaman/pengamatan, dan sebagainya. Semua yang tersebut di atas dimaksudkan untuk mengantarkan pembaca ke bagian berikutnya.
Dalam bagian ini perlu pula dijelaskan aspek-aspek masalah yang bisa muncul dari tema atau judul yang telah dipilih. Ajukan permasalahan sebanyak-banyaknya yang mungkin timbul untuk diteliti. Dari sekian banyak kemungkinan, tentukan permasalahan manakah yang akan dijadikan inti penelitian dengan memberikan argumentasi, mengapa masalah itu yang dipilih (pembatasan masalah). Alasan bisa ditinjau dari kepentingan peneliti, kepentingan ilmu, kepentingan profesi, dan lain-lain.
b.         Rumusan masalah
Bagian ini berisikan satu masalah pokok yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Masalah yang lebih khusus, atau beberapa konsekuensi masalah pokok. Rumusan masalah dapat diungkapkan dengan kalimat tanya atau kalimat pernyataan secara singkat dan jelas. Di samping itu, masalah yang dirumuskan hendaknya dapat memberikan petunjuk mengenai bagaimana menjawabnya (berdasarkan data yang dikumpulkan).
c.          Tujuan penelitian
Bagian ini mengacu kepada rumusan masalah pokok. Dengan kata lain, tujuan penelitian adalah mencari jawaban atau pemecahan terhadap masalah pokok. Misalnya ada masalah pokok dan ada masalah yang bersifat jabaran yang dapat dikembangkan sebagai tujuan operasional.
d.         Manfaat hasil penelitian
Bagian menguraikan dalam hal apa, siapa atau lembaga mana yang diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini. Di samping untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hasil penelitian dapat pula bermanfaat untuk tujuan praktis seperti perbaikan praktek-praktek yang saat ini dikerjakan oleh para praktis dalam bidang ilmu yang dikaji.
2.         Tinjauan Pustaka dan Kerangka Berpikir (Bab II)
Bagian ini dimaksudkan untuk mengetengahkan kerangka acuan yang digunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Kerangka acuan in dikemukakan berdasarkan ringkasan dan tinjauan tentang teori-teori yang erat hubungannya dengan masalah yang sedang ditiliti, baik yang sejalan dan mendukung maupun yang berbeda dari teori yang digunakan. Uraian pustaka yang dibahas hendaknya diikuti oleh suatu ikhtisar pandangan pribadi peneliti/penulis.
Disamping itu, bagian ini dimaksudkan pula untuk mengaitkan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian dan kajian yang telah dilakukan dalam bidang sejenis yang ada hubungannya dengan masalah yang dikaji. Di dalamnya diuraikan hal-hal yang bersangkutan dengan temuan terdahulu, dilengkapi dengan waktu, tempat, metode dan prosedur kajian yang digunakan. Bahan penelaahan ini dapat berasal dari berbagai sumber seperti buku teks, jurnal, disertasi, tesis, laporan penelitian, makalah seminar dan lain-lain. Berdasarkan tujuan umum dan gambaran menyeluruh tentang penelitian dan kajian yang pernah dilakukan itu dapatlah digambarkan tempat dan peranan penelitian yang akan dilakukan serta hubungannya yang dapat diberikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teori dan praktek dalam bidang yang bersangkutan. Bab ini dapat dibagi dalam tiga subbab yaitu:
a.          Tinjauan Pustaka
Bagian ini berisi kerangka acuan teori yang menjadi landasan dalam melakukan penelitian. Dengan demikian, bagian ini membahas tentang konsep yang berkaintan dengan penelitian yang akan dilakukan dan hasil penelitian terdahulu dalam bidang yang sejenis.
b.         Kerangka Berpikir
Bagian ini menyatakan hubungan antara variabel berdasarkan pembahasan teoritis.

c.          Hipotesis Penelitian (jika ada)
Hipotesis penelitian dirumuskan atas dasar kerangka berpikir yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan.

3.         Metodologi Penelitian (Bab III)
Bab ini terdiri atas lima subbab, yaitu (1) variabel dan disain penelitian, (2) definisi operasional variabel, (3) Populasi dan sampel, (4) teknik pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data.
a.         Variabel dan Disain Penelitian
Setiap variabel yang diteliti dijelaskan secara singkat. Disain penelitian pada hakekatnya merupakan strategi dalam miniature setting penelitian agar diperoleh data maupun kesimpulan penelitian dengan kemungkinan munculnya kontaminasi yang paling kecil sekalipun dari variabel lain. Dalam penelitian eksperimen, disain penelitian merupakan salah satu alat untuk mengontrol variabel yang tidak diteliti sehingga hasilnya dapat memiliki kesahihan internal yang optimal. Dalam penelitian noneksperimental disain penelitian disusun sedemikian rupa sehingga kemungkinan masuknya variabel lain yang ikut mempengaruhi hasil penelitian dapat diperkecil.
b.         Definisi operasional variabel
Variabel yang diteliti perlu didefinisikan dalam bentuk operasional, agar lebih pasti dan tidak membingungkan. Rumusan hendaknya dapat diobservasi dan diukur.
c.          Populasi dan Sampel
Pada bagian ini perlu ditegaskan apabila digunakan penelitian populasi atau penelitian sampel. Dalam hal penelitian populasi, perlu dijelaskan ruang lingkup sasaran penelitian yang dijadikan populasi. Untuk penelitian sampel, uraian harus dilengkapi dengan ukuran dan teknik pengambilan sampel.
d.         Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini dijelaskan teknik dan instrument yang digunakan dalam pengumpulan data di lapangan serta alasan pemilihannya. Kalau instrument di kembangkan sendiri perlu dikemukakan prosedur pengembangannya serta informasi mengenai tingkat kesahihan dan keterandalannya. Untuk instrument yang sudah baku, tingkat kesahihan dan keterandalannya tetapu perlu dikemukakan.
e.          Teknik Analisis Data
Pada bagian ini dimuat teknik analisis yang dipergunakan dalam mengolah data penelitian serta alasan penggunaannya. Dalam hal analisis kuantitatif, rumus-rumus yang digunakan harus dimuat dalam lampiran.

4.         Hasil Penelitian dan Pembahasan (Bab IV)
a.          Penyajian Hasil Analisis Data
Bagian ini mengemukakan secara rinci bukti yang diperoleh dari hasil analisis data yang merupakan hsil penemuan penelitian. Agar hsil penemuan dapat diarahkan untuk menjawab masalah penelitian, maka ada baiknya kalau penyejian bukti dari hasil analisis dilakukan untuk setiap hipotesis yang ingin diuji atau pertanyaan yang ingin dijawab. Dengan kata lain, pada bab ini hipotesis dan pertanyaan penelitian perlu dikemukakan sekali lagi, diikuti dengan analisis data yang relevan. Bagian ini perlu diakhiri dengan suatu ikhtisar, baik dalam bentuk uraian singkat maupun dalam bentuk tabel yang merangkum keseluruhan hasil penelitian.
b.         Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian ini memuat pandangan peneliti terhadap hasil temuan penelitiannya, baik memperkuat maupun meragukan teori yang telah ada.

5.         Kesimpulan dan saran-saran (Bab V)
Bagian ini terdiri atas 2 subbab, yaitu (1) kesimpulan dan (2) saran-saran.
a.          Kesimpulan
Kesimpulan menerangkan dalam suatu tatanan baru semua hasil penelitian yang diuraikan dalam bab terdahulu. Dengan membaca kesimpulan ini, pembaca dalam waktu singkat dapat memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai penelitian yang telah dilakukan.
b.         Saran-saran
Saran-saran ini harus didasarkan atas atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Saran dapat ditujukan kepada pemerintah, pada cendekiawan, perguruan tinggi, dan sebagainya. Saran-saran dapat berupa dan/atau berhubungan dengan:
1)         Dilakukannya penelitian lanjutan;
2)         Anjuran bagi pemerintah atau lembaga lain untuk menetapkan kebijakan berdasarkan atas hasil penelitian ini;
3)         Peninjauan kembali kebijakan yang sedang berlaku;
4)         Hal-hal yang dianggap perlu.

C.       BAGIAN PENUTUP
Bagaian ini terdiri atas tiga hal, yaitu (1) kepustakaan, (2) lampiran, dan (3) riwayat hidup.
1.         Kepustakaan
Daftar pustaka hendaknya disusun sdemikian rupa sehingga memudahkan pembaca menemukan kembali bahan informasi yang dipakai oleh penulis. Kepustakaan memuat daftar bacaan yang digunakan. Bacaan itu dapat berupa (1) buku, (2) laporan penelitian, (3) artikel dalam jurnal, majalah, atau bulletin ilmiah, (4) tesis atau disertasi yang tidak diterbitkan, (5) ensiklopedia, (6) buku tahunan, (7) peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan, dan lain sebagainya. Teknik penulisan daftar bacaan secara rinci dikemukakan pada Bab IV buku pedoman ini (contoh daftar pustaka terdapat dalam lampiran G).

2.         Lampiran
Lampiran memuat data penelitian yang perlu diketengahkan, tetapi dirasa terlalu merenik untuk disertakan dalam teks skripsi dan dapat menyimpangkan perhatian. Demikian pula keterangan tentang prosedur-prosedur yang amat teknis sifatnya, khususnya memuat perhitungan statistic. Bagian in juga memuat instrument pengumpulan data yang digunakan di samping surat (izin penelitian dan keterangan pelaksanaan penelitian), dokumen, daftar, dan lain-lain yang kadang-kadang diperlukan untuk memperlancar jalannya penelitian.

3.         Riwayat Hidup
Halaman “Riwayat Hidup” ditulis dalam bentuk esei dan diletakkan pada akhir skripsi yang memuat (a) tanggal dan tempat lahir, (b) pendidikan secara lengkap dari tingkatan yang terendah sampai yang tertinggi yang telah dicapai, dan (c) pengalaman pekerjaan jika memang telah ada dan lain-lain yang dianggap perlu.





BAB IV
TEKNIK PENGETIKAN

1.         Kertas yang dipergunakan adalah kertas HVS putih ukuran 8 x 11 inci (kuarto) yang tebal atau beratnya tidak kurang dari 60 gram. Pengetikan dilakukan hanya pada salah satu sisi halaman kertas. Untuk master thesisukuran bobot kertas adalah 80 gram
2.         Pengatikan menggunakan huruh Times New Roman dengan Spasi 2, abstract dalam bahasa Inggris dengan spasi 1. Batas pengetikan  4 cm dari batas atas, 4 cm dari batas pinggir kiri, 3 cm dari pinggir kanan dan 3 cm dari batas bawah.
3.         Nomor halaman
Nomor halaman diletakkan di seblah kanan atas, kecuali memulai setiap halaman bab baru yang ditaruh ditengah bawah. Setiap memulai bab baru sebelum BAB I hendaknya ditulis dengan huruf arab misalnya dimulai dari kata pengantar (I, motto(II), abstrak (III), daftar isi dan lampiran (IV) serta daftar Tabel (V),dan seterusnya yang penulisannya diletakkan diseblah kanan bawah.
4.         Ringkasan diketik dengan 1 ½  atau 1 maksimal 2 halaman ditulis dalam bahasa Indonesia, Jerman dan Inggris dengan abstrak bahasa Inggris ditulis terlebih dahulu.
5.         Penulisan kata Asing
Semua istilah asing ditulis miring jika menulis laporan penelitian dalam bahasa Indonesia. Hendaknya penulisan menggunakan kosa kata Bahasa Indonesia yang baku atau Kamus istilah yang diterbitkan oleh pusat bahasa.

A.       PENGETIKAN UMUM
1.         Teks diketik dengan jarak 2 spasi dengan batas-batas 4 cm dari pinggir atas dan kiri, dan 3 cm dari pinggir bawah dan kanan kertas. Umumnya dengan ukuran seperti ini dalam satu halaman  akan terdapat 26 baris.
2.         Untuk menjaga kerapian hasil ketikan, diusahakan agar tidak ada huruf yang berlebih pada batas pinggir sebelah kanan. Bilamana akan terjadi kelebihan satu atau lebih huruf maka kata itu dapat dipotong pada tempat yang benar (sesuai kaidah yang baku), tetapi apabila kata itu tidak memenuhi syarat untuk dipotong maka keseluruhan kata  dipindahkan ke baris berikutnya. Demikian pula kata yang terdapat pada baris terakhir suatu halaman tidak boleh dipotong.
3.         Jika baris terakhir pada satu halaman adalah permulaan alinea baru, maka baris pertama alinea baru itu harus dipindahkan ke halaman berikutnya. Alinea baru yang berada pada bagian bawah halaman harus mempunyai sekurang-kurangnya dua baris sebelum pindah ke halaman berikutnya. Begitu pula dengan subbab yang muncul pada bagian bawah halaman harus diikuti oleh sekurang-kurangnya dua baris kalimat di bawahnya sebelum pindah ke halaman berikutnya.
4.         Baris terakhir suatu alinea tidak boleh ada halaman berikutnya; bersama-sama dengan alinea terakhir.
5.         Setiap pengetikan “BAB” yang di bawahnya diikuti oleh judul bab dimulai pada halaman baru dengan jarak 4 cm dari pinggir atas kertas. Posisi tulisan “BAB” dan judul bab di bawahnya adalah di tengah.
6.         Tabel yang dapat dimuat pada satu halaman diketik secara utuh di atas satu halaman.
7.         Indentasi dan halaman
a.          Huruf pertama pada permulaan alinea adalah pada ketukan ke-enam (setengah inci atau satu seperempat cm ke dalam) dari pinggir kertas bagian kiri.
b.         Kutipan langsung yang hanya terdiri dari satu sampai tiga baris disisipkan ke dalam alinea yang sama dengan memakai tanda petik ”……”. Apabila kutipan langsung terdiri dari empat baris atau lebih, maka pengetikan untuk seluruh baris kutipan itu dilakukan dengan jarak satu spasi dan dimulai pada ketukan ketujuh.
c.          Nomor halaman diletakkan pada bagian sebelah kanan atas dengan jarak 3 cm dari pinggir kanan atas kertas (1,2,3 dan seterusnya) digunakan untuk penomoran halaman, kecuali halaman-halaman sebelum BAB I, yaitu halaman pendahuluan yang diberi nomor dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya). Nomor halaman dengan angka Romawi kecil terletak pada bagian tengah 2 cm dari pinggir bawah kertas.
d.         Halaman dengan judul bab diberi nomor halamann pada bagian bawah di tengah-tengah dengan jarak 2 cm dari pinggir bawah kertas. Nomor halaman ini diketik pada daftar isi.
e.          Halaman yang berhadapan karena adanya tabel atau grafik yang panjang, nomor halamannya diletakkan pada sebelah kiri atas dengan jarak 3 cm dari pinggir kiri atas kertas.
8.         Bab dan Sub bab
a.          Judul bab diketik dengan huruf kapital pada halaman baru dan diletakkan di bagian tengah secara simetris terhadap pinggir kiri dan kanan bidang pengetikan.
b.         Jarak antara judul bab dan baris pertama alinea pertama adalah empat spasi.
c.          Jarak antara baris terakhir suatu subbab dan subbab berikutnya adalah tiga spasi.
d.         Jarak antara judul subbab dan baris pertama dari alinea pertama adalah tiga spasi
e.          Judul subab yang lebih dari dua baris ditulis dengan jarak satu spasi.
f.            Sistematika penomoran untuk bab dan subbab digambarkan sebagai berikut:






BAB I
BAB DI NOMOR DENGAN ANGKA ROMAWI


A.       Subbab Memakai Kode Huruf  Kapital
…………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
1.         Subbab (Subbab Kedua) Memakai Kode Angka Arab
……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
a.          Subsubsubbab (Subsubbab Ketiga) Memakai Kode Huruf Kecil
……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
1)         Subsubsubbab (Subbab Keempat) Memakai Kode Angka Arab dengan Kurung Tutup
……………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

i.               Angka, satuan dan symbol
1)         Pemakaian angka pada awal kalimat tidak dibenarkan; satuan atau angka itu harus diketik lengkap, misalnya Kilometer digunakan untuk mengukur jarak tempuh peserta. (Jadi bukan; Km digunakan …………dst). Angka dipakai untuk tanggal, nomor halaman (tempat mengutip atau merujuk referensi), persentase, dan waktu, misalnya 17 Januari 1993; halaman 152; 27 persen (27%); dan pukul 3.00 dini hari. Angka yang lebih kecil dari sepuluh ditulis dengan menggunakan kata-kata dan untuk angka sepuluh atau lebih, dipakai angka, misalnya; empat bagian, 18 orang murid perempuan; kecuali dalam suatu rangkaian yang terdiri dari angka-angka di bawah sepuluh dan selainnya di atas sepuluh maka digunakan angka untuk semuanya.
2)         Ukuran dan satuan berat, panjang, jarak, waktu, dan sebagainya dinyatakan dalam angka dan singkatan satuan yang umum, seperti 10 mm dan 15 kg.
3)         Untuk pernyataan menit, detik, kaki, atau inci tidak digunakan tanda atau simbol.
j.               Kata atau istilah asing harus digaris bawahi bilamana tidak dapat dicetak miring, misalnya; et al. (et al.), viz. (viz), bilingualism (bilingualism).
k.            Dokumentasi
1)         Dokumentasi dimaksud untuk mengetahui sumber informasi/rujukan yang dipergunakan oleh penulis (lihat Bab III).
2)         Tidak digunakannya catatan kaki dalam skripsi, karena masalah kepraktisan semata-mata. Sebagai alternatif, catatan dapat dibuat dan dituliskan pada akhir setiap bab. Dengan begitu tiap bab akan mempunyai catatan yang diberi nomor, yang dituliskan pada akhir yang diberi catatan, dengan angka Arab, diketik satu spasi lebih tinggi (superskrif). Catatan dalam setiap bab dimulai dengan nomor satu. Jika sebuah rujukan telah disebut dalam catatan, maka selanjutnya dapat disebut dengan cara:
a)          Menggunakan ibid (dari bahasa latin ‘ibidem’ = di tempat yang sama, untuk menghindari pengetikan nama lengkap dan judul buku pengarang, apabila menunjukkan rujukan yang sama dengan sebelumnya kalau ada rujukan yang mengantarinya:
b)         Menggunakan op.cit (dari bahasa latin ‘opere citato’ = dalam karya yang telah dikutip) untuk menghindari pengetikan nama lengkap dan judul pengarang, kalau ada satu rujukan atau lebih yang lain yang mengantarinya. Contoh:
1.         Floyd L. Ruch, Psychology and Life, p. 35.
2.         Arthur B. Mocehlman, Public School Administration, p. 25.
3.         Ruch. Op. cit., p. 153
c)          Menggunakan Loc.cit. (dari bahasa latin ‘loco citato’ = dalam tempat yang telah dikutip) untuk menghindari pengetikan nama lengkap danjudul buku pengarang, kalau ada satu rujukan atau lebih yang lain yang mengantarinya.
Contoh:
1.         Suwito, Mengenai Candi, p. 250
2.         John Clean, people, p. 48
3.         Suwito, loc, cit.
3)         Bila tidak menggunakan catatan, sumber tulisan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks yang dikutip dengan menuliskan nama pengarang, tahun publikasi, dan nomor halaman (untuk kutipan langsung). Jika pengarang mempunyai lebih dari satu publikasi pada tahun yang sama, maka sesudah tahun publikasi diberi kode huruf kecil menurut abjad. Berikut diberikan beberapa contoh.
Contoh kutipan tidak langsung:
Pica (1992) memberikan jawaban atas pertanyaan para guru bahasa tentang implikasi dan implementasi temuan penelitian pengajaran/pembelajaran bahasa dalam kegiatan belajar mengajar, atau implikasi dan implementasi temuan penelitian pengajaran/pembelajaran bahasa dalam kegiatan belajar (Pica, 1992:4) yang sering dipertanyakan oleh para guru bahasa  mulai menjadi perhatian pakar dan peneliti.
            Contoh kutipan langsung:
Pandangan pandangan terhadap manfaat pembetulan atas kesalahan yang dibuat oleh pemelajar bahasa masih berpendapat bahwa keselahan pemelajar terutama kesalahan yang mungkin disebabkan oleh hipotesis yang keliru tidak perlu dikoreksi. Dilain pihak, ada yang berpendapat agar kesalahan pemelajar terutama kesalahan yang mungkin disebabkan oleh hipotesis yang keliru tidak perlu dikoreksi. Dilain pihak, ada yang berpendapat agar kesalahan semacam itu segera memperoleh pembetulan. Pertentangan pandangan ini, seperti diungkapkan oleh Pica (1992:6) bersumber dari  ”the fact that so little is knows about the nature of correction …. and its effect on the learning process”.
4)         Daftar kepustakaan memuat sumber yang dikutip langsung atau tidak langsung. Pada daftar ini, nama pengarang disusun menurut abjad dari huruf pertama nama keluarga (nama warga), diikuti oleh singkatan nama pertama, kedua, dan ketiga (jika ada). Tanda baca koma memisahkan nama keluarga dan nama pertama, sedangkan tanda baca titik memisahkan nama pertama, kedua, dan ketiga.
5)         Pengetikan identitas kepustakaan, terutama untuk buku disusun dengan urutan sebagai berikut:
Nama Pengarang
Tahun publikasi
Judul buku
Jilid/Seri (jika ada)
Cetakan (jika ada)
Tempat publikasi
Penerbit
Semua permulaan kata pada judul buku ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama dan judul, huruf pertama sesudah titik dua, dan kata yang memang harus dimulai dengan huruf kapital.
Jika laporan tidak diterbitkan, instansi, badan, atau lembaga yang tercantum sebagai pemilik laporan urutan semua unsur itu diberikan abjad contohnya di belakang. Daftar ini disusun menurut abjad nama pengarang atau penyusun tulisan.
Jika penulisnya dua orang, kedua nama penulis dicantumkan dalam daftar rujukan itu, (juga di dalam teks). Jika penyusunnya tiga orang atau lebih, aturannya agak berbeda. Pada daftar bacaan, nama semua nama semua penulis dicantumkan, tetapi di dalam teks hanya penulis pertama yang dituliskan dengan tulisan ‘dkk’ atau jika dalam bahasa asing ‘et al’. (dari bahasa latin ‘et aliii’ = dan lain-lain).
Cara menuliskan nama penulis hendaknya sesuai dengan apa yang tercantum pada bahan acuan. Karena nama orang di berbagai tempat atau Negara berbeda-beda sistem penulisannya, di bawah ini diberikan contoh-contohnya.
Nama asing pada umumnya telah mencapai kebakuan internasional dan tidak menimbulkan banyak masalah. Karena itu didahulukan di sini. Bagi semua penulis nama keluarga dicantumkan terlebih dahulu yang diikuti oleh nama sendiri secara lengkap atau hanya inisialnya saja. Partikel-partikel ‘Jr’ (Junior) atau ‘Sr’ (Senior) ditulis sesudah nama diri seperti Samuel Johnson Jr. ditulis Johnson Jr., Samuel; R.D. Householder ditulis Householder, R.D. Di samping konvensi di atas, ada beberapa kekhususan pada nama berbagai bangsa.
Nama Belanda ada yang berisi artikel-artikel van, van der, van den, de, den, het (‘t), sedang nama von, vonden, zu, zum, zur. Pada dasarnya rangkaian dianggap sebagai satu nama, dan semua unsur dicantumkan pada daftar pustaka sesuai dengan huruf(-huruf) pertama nama keluarga, seperti:
                        Nama                                                   Ditulis sebagai
F.P. van Delden                                               van Delden, F.P.
J.R. van der Meulen                                         van der Maulen, J.r.
K.N. de Klungel                                               de Klungel, K.N.
P. M.C. ‘tHoen                                     ‘tHoen, P.M.C.
W. von Braun                                                  von Braun, W.
Baik nama Belanda maupun nama Jerman, jika tidak memakai inisial partikel-partikel di atas, dituliskan dengan huruf kapital, seperti Van Delden, Van der Braun.
            Nama Prancis ada pula yang berisi partikel-partikel semacam di atas, seperti le, les, de la, des, du. Nama seperti J. T.le Clarque tentulah ditulis le.
            Nama Spanyol dan Portugis ada yang terdiri atas dua nama belakang yang pertama dari keluarga ayah dan yang kedua ibu, seperti: Eugene Lari Alanis ditulis Laris Alanis, Eugene. Dalam bahasa Spanyol mungkin kita temukan nama seperti:    J. Peres y  Fernandes yang hendaknya ditulis Peres y Fernandes, J.
            Nama Portugis banyak yang mirip nama Spanyol, tetapi cara menuliskannya dalam daftar pustaka agak berbeda, yaitu bukan nama belakang yang pertama, melainkan nama belakang yang kedua yang didahulukan, karena nama kedua itu dianggap sebagai nama keluarga. Jadi nama seperti: Jose Rasqilho. Di Indonesia terdapat nama keturunan Portugis seperti J. da Silva. Nama itu dalam daftar ditulis sebagai da Silva, J.
            Nama Can dan Korea biasanya terdiri atas tiga unsur dan yang pertama menunjukkan nama keluarga. Oleh karena itu nama-nama itu tetap dipertahankan dalam daftar pustaka. Namun ada kalanya ditulis mempersatukan nama kedua dan ketiga, yang kemudian ditulis secara Barat, seperti nama Tay Yu Lin diubah menjadi Tay Yulin.
            Nama Jepang, semula cara penulisan sama dengan kebiasaan Cina yaitu dengan keluarga pada bagian pertama dan disusul dengan nama sendiri. Umpamanya Muto Kiyoshi. Sekarang pengaruh luar negeri (terutama Negara-negara Barat) mereka mencantumkan nama keluarganya di belakang. Dengan demikian mereka biasanya menuliskan nama keluarganya di belakang. Dengan contoh nama di atas, cara menuliskan nama itu dalam daftar pustaka menjadi Muto, Kiyoshi.
            Nama Indonesia menimbulkan beberapa masalah, karena bangsa kita mempunyai cara memberi nama yang tidak sama. Agar dapat dibakukan kita terpaksa mengikuti sebuah cara, yaitu seperti yang dikatakan di atas, sedapatnya disesuaikan dengan cara yang dipakai oleh Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional. Nama tunggal yang terdapat banyak sekali pada orang Indonesia tentulah tidak menimbulkan masalah, sehingga tidak perlu dibicarakan di sini.
            Nama yang berunsur dua yang merupakan nama tunggal banyak pula terdapat. Nama-nama seperti Bambang Hidayat, Sri Mulyani, Ambo Tuwo, tidak diberi nama ayah atau nama keluarga. Namun demikian dalam daftar pustaka nama semacam itu mesti ditulis sebagai Hidayat, Bambang; Mulyani, Sri; dan Tuwo, Ambo. Demikian pula apabila nama pertama yang mula-mula nama panggilan, seperti Like Witarsa, Titik Kadarsi, dan Mamak Suri dalam daftar pustaka ditulis sebagai: Witarsa, Like; Kadarsi, Titik; dan Suri, Mamak.
            Nama bergelar terdapat pada kebiasaan berbagai suku bangsa di Indonesia. Di Jawa dan gelar Raden yang biasa disingkat R., Mas sebagai M., dan Raden Mas sebagai R.M. Di tempat lain kita dapati gelar seperti Andi, Gusti, Ratu, Raja dan sebagainya. Di samping itu, terdapat pula gelar seperti Rangkayo, datuk, dan Sultan. Jika penulis mencantumkan gelarnya kita wajib menuliskannya juga daftar pustaka, umpamanya: Subandi, R.M; Syukri, Andi; Syahrir, Sultan; dan lain sebagainya.
            Nama Bali mempunyai kekhususannya jua. Nama-nama orang Bali biasanya didahului oleh partikel-partikel seperti Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut, yang menunjukkan anak beberapa pemakai nama itu. Nama-nama seperti Wayan Teken, I Made Sugita, Nyoman Dekker, dalam daftar pustaka dituliskan Teken, Wayan; Sugita, I Made; Dekker, Nyoman.
            Nama Batak dan Tapanuli yang pada umumnya memakai nama marga, seperti Lubis, Nasution, Pardede, Siregar, ditentukan nama marga itu sebagai “nama keluarga”. Jadi nama-nama seperti Mochtar Lubis dan Anda Hakim Nasution dalam daftar pustaka dituliskan sebagai Lubis, Mochtar dan Nasution, Andi Hakim.
            Sekarang telah banyak nama ayah dipakai sebagai nama belakang. Misalnya nama sendiri Ahmad dan nama ayahnya Ramang, yang kemudian dijadikan satu Ahmad Ramang. Dalam daftar pustaka nama seperti itu ktai tuliskan juga sebagai Ramang, Ahmad.
            Terdapat juga partikel bin (anak laki-laki) atau binti (anak perempuan) yang diselipkan antar nama sendiri dengan nama ayah, seperti umumnya di Malaysia. Nama-nama seperti Hasan bin Muhammad, Asmah binti Haji Mukhtar, Rukiah binti Usin dalam daftar pustaka tetap dipertahankan urutan seperti adanya. Jika tidak terdapat partikel-partikel itu, ketentuan umum tetap digunakan.
            Nama keluarga digunakan oleh kebanyakan orang Indonesia yang beragama Kristen, Katolik, dan yang mengikuti cara penamaan Arab, seperti W.J. Waworuntu, Paul Suhardinata, dan Muhammad Amin Rasyid. Dalam daftar pustaka nama-nama seperti itu dituliskan sebagai Waworuntu, W.J.; Suhardinata, Paul; dan Rasyid, Muhammad Amin,
            Artikel atau buku yang tidak dikenal pengarang atau penerbitnya, misalnya Lontaraq, dapat dituliskan kata pertama dari judulnya dan disusun menurut abjad, atau dikumpulkan di bawah judul “Anonim”.
            Berikut ini diberikan contoh-contoh penulisan daftar pustaka dengan jenis sumber yang berbeda-beda. Judul buku dicetak miring bila tersedia (misalnya pada komputer), dan digaris bawahi jika cetakan miring tidak tersedia (misalnya mesin tik). Bagian, bab, atau artikel dari buku yang disunting:
Hartley, J.T., Harker, J.O., & Walsh, D.A. 1980. Comtemporary and new direction in adult development of learning and memory. Dalam L. W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s : Psychological issues (pp.239-252). Washington, DC: American Psychological Association.

Tuckman, Bruce W. 1975. Measuring educational outcomes. New York: Harcourt Brace Javanovich, Inc.

                         1978. Conducting educational research. New York: Harcourt brace Javanovich, Inc.

2)         Artikel Majalah/Jurnal
Rujukan oada Artikel jurnal atau majalah, yang dicetak miring (digarisbawahi) adalah nama dan nomor jurnal atau majalah di mana artikel itu dikutip, bukan jurnal artikelnya.

Blau, E. 1982. The effect of syntax readability for ESL students ini Puerto Rico, TESOL Quarterly 16 (4), 517-528.

Brindley, G., & Singh, K. 1982. The use of second language learning research in ESL proficiency assessment. Australian Reviw of Applied Linguistics 5 (1), 84-111.

Brown, H.D. 1973. Affective variables in second language acquisition. Language learning 23, 231-244.

3)         Buku Tahunan
National Society for the Study of Education. 1982. The psychology of learning. The Forty-First year Book, Part II. Bloomington, Ind.: Public School Publishing Co.

4)         Buletin
Bruckner, Leo J. 1941. Adapting Instruction in Arithmetic. University of Minnosota, Buletin No. 4. University of Minosota, Minneapolis.

5)         Artikel Buku Tahunan (Publikasi pemerintah, lembaga pengetahuan, dls)
Wilson, G.M. 1970. A. Survey of the social and business of arithmetic. Second Report of the Commites On minimal Essential in Elementary School Subject pp. 20-22. Sixteenth yearbook of the National Society for the Study of Education, Part I. Bloomington, Illinois: Public School Publishing Company.
6)         Laporan
Arkansas State Comminssioner of Education. 1945. Benniel Report (1934-1944). Little Rocr, Ark.: Central Printing Co.

7)         Undang-undang/Peraturan
Minnesota State Department of Education. Educational Law (passed by the 1944 Legislature), supplement of the 1942 Edition of School Laws, State Department of education, St. Paul, Minn., pp. 27-30.

8)         Studi yang tidak diterbitkan
Reyrson, J.F. 1983. Effective management training: Two models. Unpublished Master’s Thesis. Clarkson College of Tecnology, Postdam, NY.

Saharuddin. 1991. Developing the speaking ability of the second semester students of English Education Depertement of FPBS IKIP Ujung Pandang through topics of interest. Tesis S1. IKIP Ujung Pandang, Ujung Pandang.

Brener, J. 1970. October, Energy, information, and the control of heart rate. Paper presented at the meeting of the Society for Psychophysiological Research, Cincinnati, OH.

Smith, lan D. 193. January. The impact of coeducational and single-sex classrooms on the student self-concept and achievement. Makalah yang disajikan pada Internasional Seminar & Workshop, The University of Sydney Australia, UNHAS-IKIP Ujung Pandang.

Saharuddin. 1991. Developing the speaking ability of the second semester students of English Education Depertment of FPBS IKIP Ujung Pandang through topics of interest. Tesis S1. IKIP Ujung Pandang, Ujung Pandang.

Olson, Earl E. 1969. A Critical study of class size. Unpublished Master’s Thesis, Graduate School, University of Wisconsin.

Apabila pengarang yang sama dalam tahun yang sama menulis karya lebih dari satu, di belakang tahun perlu dituliskan huruf kecil tambahan, umpamanya: 1985a pada kerya pertama, 1985b pada karya kedua, dan setusnya.
Contoh:
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1975a. Kurikulum SMP 1975: GBPP Buku IID2 Bidang Studi Bahasa Inggris, Jakarta.

                              1975b. Kurikulum SMA 1975: GBPP Buku IID2 Bidang Studi Bahasa Inggris Jakarta.

1.         Tabel dan gambar (Figur)
1)         Tabel digunakan untuk menyajikan data dari hasil penelitian baik yang dilakukan sendiri oleh penulis maupun yang dikutip dari sumber lain. Sebuah tabel terdiri atas nomor, judul, kolom, judul kolom, isi tabel, dan catatan (jika ada). Kolom-kolom tidak diberi garis vertikal. Demikian pula pinggir kiri dan kanan tabel tidak dibatasi dengan garis vertikal. Pinggir atas dan bawah tabel serta judul kolom di beri garis horizontal dengan jarak satu setengah spasi.
2)         Judul tabel diketik pada ketukan ke tujuh ke dalam dan diletakan dua spasi di atas tabel. Judul gambar (figure) diketik pada ketikan ke tujuh dan diletakkan dua spasi di bawah gambar (figur). Bila judul tabel atau figure terdiri atas dua baris atau lebih maka jarak antara baris adalah satu spasi. Judul tabel tepat diletakkan diatas pangkal dan ujung tabel
3)         Lebar tabel harus dama dengan lebar daerah pengetikan. Untuk tabel yang memanjang dapat diletakkan sesuai dengan lebar kertas sehingga pada waktu dibaca, tesis diputar 90 derajat ke arah kanan.
4)         Judul tabel harus sesuai dengan yang dicantumkan pada daftar tabel.
5)         Penomoran Tabel sesuai dengan bab Yang mengikuti tabel misalnya Tabel 4.1 artinya tabel 1pada bab IV.

Berikut adalah contoh tabel dan figure dengan pemberian nomor dan judulnya.

Tabel 4.1. Nilai rata-rata dan standar Deviasi Kualitas Tulisan Mahasiswa Bedasarkan Aspek Tulisan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Aspek yang dinilai
Rata-rata
Standar deviasi
Organisasi tulisan
6,43
9,41
Isi (content)
59,96
9,16
Kosakata
52,96
10,16
Pemakaian bahasa (usage)                           
51,07
9,56
Mekanik
61,96
10,35
Nilai keseluruhan
288,75
44,84


BAB IV
PENILAIAN SKRIPSI


A.       Aspek-Aspek Penilaian
Aspek-aspek yang dinilai dalam ujian skripsi adalah sebagai berikut:
1.                Tema pokok, yaitu kajian utama yang dipersoalkan
2.                Masalah, yaitu problematika yang jelas pada tema pokok
3.                Tujuan dan manfaat, dijelaskan tujuan dan manfaat dari kajian utama yang dikemukakan.
4.                Kemampuan menelaah pustaka dalam membangun kerangka berpikir untuk menurunkan hipotesis, yaitu memilih konsep dan teori yang relevan atas problema yang dikemukakan untuk membangun kerangka pikir. Dari kerangka yang bisa disusun secara sistematis, lalu diturunkan hipotesis (bila diperlukan).
5.                Orisinalitas, problemtik yang dikemukakan adalah asli dan bukan duplikasi dari penelitian orang lain.
6.                Penggunaan Bahasa, yaitu pemakaian bahasa ilmiah yang hemat dan tidak menjalar kian kemari dengan memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar.
7.                Tekhnik pengetikan, lihat penjelasan pada Bab IV
8.                Metodologi, yaitu cara dan tekhnik pemecahan masalah penelitian yang dipilih sesuai dengan relevansi problematic pada tema pokok penelitian.
9.                Kesimpulan, usulan dan implikasi, yaitu kemampuan untuk menarik kesimpulan dari kajian utama penelitian, mengulas tentang kekurangan, keterbatasan, dan kelebihan hasil penelitian yang bisa dikemukakan. Implikasi yang mungkin dapat dikemukakan atas penemuan-penemuan baru atau kegunaan praktis dari hasil penelitian.
10.          Penguasaan Materi Skripsi, yaitu dapat mempertahankan dan menjelaskan secara logis semua materi skripsi yang diajukan.

B.       Bobot Nilai
Setiap aspek yang dinilai dalam ujian skripsi akan diberi bobot. Pembobotan nilai ujian skripsi adalah sebagai berikut:
No.
Komponen/Aspek
Bobot
Nilai
Jumlah
Keterangan
1.
Tema pokok
3



2.
Masalah
4



3.
Tujuan dan Manfaat
1



4.
Kemampuan menelaah pustaka dalam membangun kerangka pikir untuk menurunkan hipotesis
4



5.
Orisinalitas
2



6.
Penggunaan Bahasa
3



7.
Tekhnik pengetikan
1



8.
Metodologi
4



9.
Kesimpulan, Ulasan dan Implikasi
4



10.
Penguasaan materi
4




Jumlah bobot`
30




FORMAT PENULISAN ARTIKEL



Artikel yang akan diterbitkan terdiri dari dua jenis yaitu artikel yang bersumber dari hasil penelitian dan artikel yang berisi gagsan, ide, dan tinjauan kritis yang ditulis dalam bentuk. Artikel yang bersumber dari hasil penelitan hendaknya hanya memuat hal-hal pokok saja. Isi artikel biasanya terdiri dari beberapa halaman tergantung jenis dan dimana artikel tersebut diterbitkan. Biasanya artikel berjumlah 7-12 halaman. Isi dan format tulisan juga mengikuti syarat yang diberikan oleh pengelola jurnal. Namun perlu diingat bahwa hasil temuan dalam artikel hanya memuat hal-hal penting yaitu tujuan penelitian, manfaat penelitan, metode ,hasil penelitian serta pembahasan dan kesimpulan. Adapun format penulisan artikel adalah
sebagai berukut:




FORMAT ARTIKEL HASIL PENELITIAN


Judul
Nama Penulis ( Penulis Utama, Penulis Kedua dan Penulis Ketiga jika Ada)
Sponsor
Abstrak dan kata kunci
Pendahuluan
Metode
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
Saran
Daftar Rujukan


FORMAT ARTIKEL NONPENELITIAN

Artikel yang dimaksud adalah semua jenis artikel yang bukan bersumber dari hasil penelitian. Artikel ini dapat berupa pemaparan suatu konsep, mendeskripsikan fakta, atau membahas fenomena sosial tertentu. Namun penyajian materi tersebut sangatlah beragam. Adapun format penulisan artikel nonpenelitian adalah

Judul
Nama Penulis
Abstrak dan Kata Kunci
Pendahuluan
Bagian Inti
Penutup
Daftar Rujukan





FORMAT PENULISAN TANDA BACA.

Tanda baca merupakan bagian penting dari tulisan baik skripsi maupun disertasi namun terkadang hal tersebut seringkali luput dari perhatian penulis. Tanda merupakan penanda dan penyambung antara kalimat dengan prasa maupun sebagai pengikat ide dan gagasa dalam suatu tulisan. Kalau tanda baca kurang dipahami penggunaannya maka hal tersebut akan menimbulkan kesalah pahaman makna dan bisa jadi karya tulis tersebut akan berdampak ambigu. Oleh sebab itu sangatlah penting bagi seorang penulis untuk memahami pentingnya fungsi dan kegunaan dari tanda baca. Berikut ini akan diuraikan beberapa tanda baca yang dapat memandu penulis untuk menghindari kesalahan penulisan

1.           Pemakaian Huruf Besar
a.            Huruf besar dugunakan untuk semua kata benda, kata sifat dan singkatannya terutama setelah tanda titik.
Misalnya, Indonesia, England, Germany, UK, Unaited State of America, the United Kingdom,
b.          Huruf besar juga dugunakan pada saat menulis awal kata dari  judul buku, jurnal, atau publikasi
Misalnya:  Metodologi Penelitian Kuantitatif (judul buku)
                    Harvard Business Review           (judul artikel)
(Penggunaan kata depan dalam bahasa Inggris tidak menggunakan huruf besar misalnya a, an, the dan and kecuali kata depan tersebut terletak di awal kata dari sebuah artikel atau judul penelitian. Hampir seluruh dari kata pertama judul penelitian diberikan huruf besar.

c.            Selain penggunaan diatas, huruf besar juga digunakan ketika menulis nama bulan atau hari
Misalnya: Monday, Selasa, July, August, Kamis dan Desember
namun dalam penulisan bahasa Inggris berbeda ketika menulis tanggal dan bulan
Ada dua jenis penulisannya yaitu:
Friday, July 23 2013
Sunday, 23th of June 2013

d.          Pada saat menulis nama yang merujuk kepada orang atau tempat tertentu
Misalnya: penelitian oleh Professor Riaz Hasan mengenai keberagaman keislaman di Indonesia.

2.           Tanda Koma
Tandad koma digunakan ketika menulis daftar kata atau barang untuk memisahkan
Menul




Comments

Popular posts from this blog

MANTRA BUGIS MAKASSAR

MANTRA/  DOANGANG  ( doaG ) ANDI SAHTIANI JAHRIR Mantra sebenarnya lebih sesuai digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terlalu terikat pada aspek baris, rima dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, mantra biasanya menggunakan bahasa khusus yang sukar dipahami. Adakalanya, dukun atau pawang sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang hanya memahami kapan mantra tersebut dibaca dan apa tujuannya. Dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat dan tabu. Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan kepada anak keturunan, murid ataupun orang yang ia anggap akan menggantikan fungsinya sebagai dukun. Kemunculan dan penggunaan mantra ini dalam masyarakat Melayu, berkaitan dengan pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam.  Oleh sebab itu, semakin modern pola hidup masyarakat Melayu dan semakin jauh mereka dari alam, maka man

PAPPASENG TO UGI

PAPPASENG  BUGIS ( ppes) Pappaseng  berasal dari kata dasar paseng yang berarti  pesan  yang harus dipegang sebagai amanat, berisi nasehat, dan merupakan wasiat yang perlu diketahui dan diindahkan. Pappaseng dalam bahasa Bugis mempunyai makna yang sama dengan  wasiat  dalam bahasa Indonesia.  Pappaseng  dapat pula diartikan  pangaja’  yang bermakna nasihatyang berisi ajakan moral yang patut dituruti.  Dalam tulisan punagi (1983:1) dinyatakan bahwa pappaseng adalah wasiat orang tua kepada anak cucunya (orang banyak) yang harus selalu diingat sehingga amanatnya perlu dipatuhi dan dilaksanakan atas rasa tanggung jawab. Mattalitti (1980:5) juga mengemukakan bahwa  pappaseng  bermakna petunjuk-petunjuk dan nasihat dari nenek moyang orang bugis zaman dahulu untuk anak cucunya agar menjalani hidup dengan baik. Jadi,  pappaseng  adalah wasiat orang-orang tua dahulu kepada anak cucunya (generasi berikutnya) yang berisi petunjuk, nasihat, dan amanat yang harus dipatuhi dan dilaksanaka

MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

BAB   I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan  manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak pendidik yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk melakukan hal yang mereka inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak membutuhkanya, maka  setiap guru dituntut untuk memahami teori psikologi pendidikan  agar  potensi yang ada pada peserta didik dapat dikembangkan berdasarkan tahap perkembangannya.  Banyak para ahli yang memaparkan tentang perkembangan  peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers, Kohnstam.  Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu, keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh tentang  pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu agar sukses dalam mendidik, perlu memahami