Skip to main content

penelitian







Pengaruh Kebiasaan Menyimak,  Gaya Belajar,  Motivasi ,  dan Penghargaan Diri (Self-Efficacy) Terhadap Kemampuan Menyimak Mahasiswa








A.      Latar Belakang Masalah

Setiap orang dituntut untuk mahir dalam menyampaikan pikiran, ide, serta gagasan melalui organ pendengaran kemudian melalui organ pendengaran tersebut seseorang akan menganalisa, mensintesa, dan mengolah informasi yang telah masuk kedalam memorinya kemudian melahirkan tanggapan, sanggahan, masukan kepada lawan bicara. Mengolah informasi kemudian melahirkan respon lansung bukanlah hal yang mudah dilaksanakan. Dalam menangkap pesan dari lawan bicara, kita akan mengidentifikasi simbol suara dari ujaran berupa kata maupun kalimat yang diujarkan oleh penutur.
Pesan yang timbul dari ujaran kemudian akan diolah kedalam bentuk informasi lisan maupun tulisan. Menyimak merupakan suatu kegiatan mengolah informasi di dalam otak yang melibatkan proses kognitif. Proses kognitif ini memerlukan perhatian dan fokus aga rinformasi yang diterima tidak menimbulkan kekacauan informasi, misalnya ketika seseorang mengucapakan kata yang hampir sama penyebutannya namun mempunyai makna yang berbeda. Kesalahan menyimak sangat mungkin terjadi dalam lalulintas percakapan, dialog maupun diskusi. Dengan kata lain menyimak merupakan salahsatu kemampuan berbahasa yang membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus apalagi menyimak tuturan bahasa asing.
Orang akan menyimak ketika mereka berada dalam situasi tertentu misalnya mendengarkan musik, menonton film, mendengarkan ceramah, menghadiri perkuliahan, menyaksikan show serta mendengar pidato. Senada dengan hal ini, Cohen (2002) menjelaskan bahwa dalam kegiatan sehari-hari manusia menggunakan indra pendengaran. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa intensitas kegiatan manusia sangat tergantung kepada kemampuan menyimak pesan yang muncul. Hal ini juga berarti bahwa manusia hampir setiap saat menggunakan indra pendengaran dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Menyimak di dalam pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia merupakan hal yang tidak mudah diajarkan kepada mahasiswa. Karena sangat tergantung dengan kebiasaan serta penguasaan topik yang sedang dibicarakan.  Persoalan linguistik juga menjadi faktor yang menentukan dalam mengurai ketidakmampuan menyimak bahasa asing. Dalam menyimak bahasa aisng, penyimak bukan hanya tampil mendengar percakapan ataupun dialog namun juga penyimak akan menyeleksi pesan yang ada, memilah informasi yang relevan serta mengumpulkan informasi yang runtut, terfokus dan terarah secara tepat dan cepat ke dalam bentuk lisan maupun tulisan. Oleh sebab itu kita dapat menjelaskan bahwa untuk memahami pikiran dan ide seseorang dalam bahasa Inggris kita harus memiliki kemampuan menyimak yang baik karna tanpa kemampuan tersebut maka kita tidak dapat memahami jalan pikiran dan gagasan seseorang. Oleh sebab itu memiliki kemampuan menyimak dalam bahasa Inggris merupakan hal sangat penting bagi pembelajar bahasa asing di Indonesia dan kemampuan ini hendaknya mendapat perhatian penuh dalam proses belajar dan mengajar terutama di perguruan tinggi khususnya mahasiswa pendidikan bahasa Inggris (Lou, 2005).
Pembelajaran  bahasa Inggris di Indonesia pun telah lama berlangsung yakni sejak Indonesia sebelum merdeka sampai sekarang. Bahasa Inggris telah diajarkan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Namun kenyataannya secara umum kemampuan menyimak bahasa Inggris mahasiswa dan siswa kita sangat rendah. Mahasiswa kita rata-rata tidak mampu menagkap pesan serta ide pembicara ketika mereka sedang menonton film ataupun mengikuti program berbahasa Inggris. Hal ini disebabkan, yang oleh beberapa kalangan menyebut, kurang berlatih dan kurang pengalaman dalam menyimak informasi berbahasa Inggris.
Hal demikian diatas juga disebabkan buruknya pengajaran menyimak disekolah oleh guru-guru bahasa Inggris yang hanya mengandalkan buku cetak. Faktor kreatifitas dan kualitas guru menyajikan pelajaran menyimak dapat juga menjadi faktor laten yang mengakibatkan rendahnya kulitas menyimak bahasa Inggris oleh  pelajar Indonesia. Disinyalir juga bahwa rendahnya pemahaman menyimak bersumber dari carut-marutnya kurikulum bahasa Inggris dimana hanya sedikit sekali porsi pengajaran menyimak yang diberikan kepada siswa. Namun kenyatannya menurut Depdiknas (2004:2) pengajaran bahasa Inggris di Indonesia mencakup empat standar kompetensi yaitu kemampuan entimak pesan tesks secara tertulis dan lisan yang terintegrasi kedalam empat skil yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis baik formal maupun formal. Hal lain yang mengejutkan adalah porsi guru memberikan materi menyimak  juga sangat minim bahkan dapat dikatakan bahwa guru hanya menitikberatkan pelajarn bahasa Inggris hanya pada kemampuan berbicara dan menulis. Kondisi ini juga diperparah dengan jumlah prasara yang mendukung kegiatan menyimak dirasakan sangat jauh dari sisi ideal bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki laboratorium bahasa.
Melihat kenyataan empiris diatas maka dapat disimpulkan bahwa asumsi-asumsi yang terjadi pada pembelajaran menyimak disekolah di Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini juga berdampak kepada hasil belajar mahasiswa di jurusan bahasa Inggris dimana penulis amati dan evalausi penampilan mahasiswa hanya 15 % dari keseluruhan mahasiswa semester dua yang  mampu menyimak dengan baik walaupun penulis telah menjelaskan dengan sangat detail termasuk menjelaskan trik dan strategi  menyimak dengan baik.Dari yang penulis temukan ternyata mahasiswa yang sering mendengarkan lagu atau informasi berbahasa Inggris yang memiliki kemampuan menyimak yang baik. Namun ini hanya salahsatu faktor saja yang mempengaruhi prestasi menyimak. Dengan kata lain masih banyak faktor lain yang mendasari rendahnya prestasi menyimak mahasiswa bahasa Inggris.  Adapun beberapa faktor yang berperan penting dalam meningkatkan keterampilan menyimak antara lain faktor gaya belajar, motivasi, jenis kelamin, serta kebiasaan mendengar laporan atau lagu berbahasa Inggris.
Berdasarkan penjelasan dan deskripsi sebelumnya maka penulis mencoba untuk mendalami faktor faktor yang diduga kuat menyimak mempengaruhi secara lansung dan tidak lansung kemampuan menyimak mahasiswa semester dua jurusan bahasa Inggris dengan mengadakan penelitan korelasi dengan judul: Pengaruh kebiasaan mendengarkan informasi berbahasa Inggris terhadap kemampuan hasil menyimak mahasiswa bahasa Inggris periode akademik 2012/2013.
A.      Perumusan Masalah
Rendahnya kemampuan menyimak mahasiswa jurusan bahasa Inggris disebabkan oleh beberpa faktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kemampuan menyimak mahasiswa jurusan bahasa Inggris. Secara rinci rumusan penelitian ini dapat adalah  sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh antara kebiasaan menyimak program berbahasa inggris, terhadap hasil menyimak bahasa Inggris mahasiswa jurusan bahasa Inggris tahan ajaran 2012/2013 ?”
B.       Manfaat  Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Diharapkan bahwa hasil penelitian ini menjadi bahan masukan bagi mereka yang mengampu mata kuliah menyimak.
2.      Menjadi rujukan untuk peneliti yang akan mengadakan  penelitian yang sejenis.
3.      Menjadi bahan rujukan bagi pengembangan teori terutama dalam pengajaran mata kuliah menyimak bahasa Inggris.


BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR


A.       Hakekat Keterampilan Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang melibatkan kemampuan kognitif peserta didik dalam mengolah informasi yang telah mereka dengar. Nunan (1991) mengemukakan bahwa kemampuan menyimak dan membaca merupakan kegitatan yang melibatkan proses active dan keduanya merupakan kemampuan reseptif. Dengan kata lain aktifitas menyimak membutuhkan pemahaman tersendiri yang membuat pendengar aktif mengolah informasi yang mereka dengar. Pelibatankognitif dalam proses menyimak bermakna bahwa seseorang harus mampu mengolah informasi dengan baik diantraranya merespon ulang tanggapan sesuai dengan informasi yang telah mereka peroleh sebelumnya.
Sehubungan dengan hal tersebut Rixton (1986) menyatakan bahwa kegiatan menyimak membutuhkan proses mental dalam mengolah dan menghasilkan informasi yang relevan dan inilah yang membedakan dengan aktifitas mendengar. Kegiatan menyimak merupakan kegitan mengirim pesan dan ide yang memiliki kandungan emosional dan respon dalam lalulintas komunikasi. Senada dengan hal terebut, Rivers dan Temperly (1987) menegaskan  bahwa menyimak merupakan kegiatan yang beroirentasi pada proses yang efektif dimana pendengar akan mengolah informasi menjadi pesan dan simbol yang pada akhirnya mengubah peran aktif antara menjadi pendengar disatu sisi dan menjadi pembicara disisi yang lain. Adapun proses kegiatan menyimak yang dapat dilakssanakan yaitu menyimak pasif, menyimak aktif dan menyimak secara mendalam terutama dalam menjawab dan merespon melalui text atau meringkas jawaban (Doyle,2005 & Rost, 2002). Sementara itu Steinberg (2007) menguraikan bahwa kegiatan menyimak adalah kegiatan yang sangat kompleks karena melibatkan proses menejerjemahkan, menguarikan, mensistesa dan merespon informasi jika dibandingkan dengan kegiatan mendengar. 
Namun dalam pengajaran bahasa asing di Indonesia kenyataan dilapangan banyak membuktikan bahwa guru bahasa Inggris banyak mengabaikan pengajaran menyimak. Hal ini diperparah dengan dalih bahwa menyimak merupakan bagian terkecil penguasaan bahasa sehinggaalokasi waktu mengajarkan kemampuan menyimak juga sangat terbatas. Hal ini berakibat terhadap rendahnya daya tangkap mahasiswa ketika mereka menghadapi tes menyimak. Hal ini juga diungkapkan oleh Sadighi bahwa pengajaran menyimak oleh guru bahasa dalam rangka pemerolehan bahasa seringkali kurang mendapat perhatian dikalangan pendidik. Indikasi lain dari rendahnya kemampuan menyimak mahasiswa adalah kurangnya mereka melakukan kegiatan mandiri untuk mendengarkan informasi berbahasa Inggris. Walaupun demikian dalam kurun waktu sekarang orangtua dan guru mulai meyadari pentingnya memberikan pemahaman menyimak kepada peserta didik bukan hanya didalam kelas namun juga diluar kelas. Dalam kegiatan sehari-hari tingkat aktivitas dari alat pendengaran kita ternyata memiliki frekuensi yang relatif tinggi dibandingkan dengan organ tubuh lainnya misalnya organ bicara.

B.     Defenisi Menyimak
Dalam kehidupan sehari panca indra yang lebih banyak menglami intraksi adalah indra pendengaran. Dalam kegiatan menyimak atau mendengarkan maka pendengar memerlukan perhatian penuh, kesadaran, perhatian serta konsentrasi dari apa yang telah didengar. Senada dengan hal itu, Rost (2002) menjelaskan bahwa menyimak merupakan siatu proses menerima  pesan dari apa yang diucapkan oleh pembicara bukan hanya itu lebih jauh rost berujar bahwa ketika menyimak seseorang akan mengolah informasi, menerjemahkan informasi kemudian menegoisasikannya kepada pendengar. Dengan kata lain proses menyimak merupakan proses sangat rumit yang melibatkan proses mental yang melibatkan apa yang mereka telah dengan dengar dengar apa yang telah mereka ketahui.
Disis lain, Garfinkel (1986) menyimpulkan bahwa menyimak merupakan suatu proses mental yang melibatkan elemen seperti mendengar, dekoding,, memahami, dan merespon ujaran. Dengan kata lain menyimak merupakan prpses mengolah informasi dengan jalan memperhatikan ujaran dan makna yang kita dengar (Underwood, 1996).
Oleh sebab itu dalam lalulintas komunikasi pendengar dan pembicara merupakan salah satu bentuk komunikasi yang melibatkan proses transfer pesan dan makna yang terjadi dalam interaksi dua arah. Dalam hal ini baik pembicara dan pendengar sama-sama memberikan umpan balik sehingga menciptakan interkasi komunikasi yang unik. Kalau dalam interkasi tersebut tidak berhsil maka dengan sendirinya kesuksesan komunikasi tidak terjadi karena dalam komunikaasi tersebut ada gap yang membatasi pemahaman pembicara dan pendengar. Sehubungan hal tersebut dalam memahami pembicara maka pendengar harus memamfaatkan umpan balik berupa kesiapan secara sadar dan perhatian penuh dalam menganalisa dan menjabarkan informasi yang baru saja terjadiagar dapat menghindari kesalahpahaman diantara pembicara dan penutur Prinsip keberhati-hatian harus mendasari dialog antara pembicara dan pendengar sebab kalau ini terjadi maka bisa saja menimbulkan kesalahpahaman diantara mereka.
 Senada dengan hal tersebut Rost (2002) dengan tegas mengatakan bahwa  menyimak sebuah pesan merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan kekuatan mental unutk menggali informasi, memahami aspek yang dibicarakan, memproses makna yang timbul dari ujaran, memberikan umpan baik atas pesan yang diterima serta kemampuan untuk menggali makna lain melalui keterlibatannyadalam komunikasi verbal. Lebih jauh Rost mengatakan mengatakan bahwakegiatan menyimak merupakan kegiatan yang kompleks, proses interpretasi dimana pendengar mencoba untuk menyesuaikan makna yang mereka dengar dengar apa yang mereka ketahui sebelumnya (2002). Sementara itu Garfinkel (1986) dengan jelas mengatakan bahwa proses menyimak merupakan proses yang mempertemukan antara kegiatan kognitif dan kegiatan mental dimana keduanya saling mendukung satu sama lain. Kegiatan tersebut diantaranya berupa: proses mendengarkan, memindahkan informasi, dan proses memberikam umpan balik.
 Oleh sebab itu kegiatanmenyimak merupakan kegiatan sadar yang membutuhkan perhatian khusus agar dapat mengetahui makna dan pesan dari apa yang telah didengar oleh seseorang (Undrwood,1996). Menilik pentingnya menyimak dalam kehidupan, maka Nunan (1998) mengemukakan bahwa menyimak merupakan salahsatu unsur penting dalam penguasaan bahasa dan pembelajarannya. Karena tanpa meniru model ujaran maka seseorang belum bisa meningkatkan kemampuan komunikasinya secara efektif. Lebih jauh Nunan mengatakan bahwa hampir separuh dari interkasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau 50% waktu kita ternyata digunakan untuk mendengar


C.    Pentingnya Menyimak
D.       Hakekat Kebiasaan
Kebiasaan merupakan dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang yang secara spontan dan sadar dapat mengontrol dan mengendalikan kebiasaan tersebut. Oleh sebab itu Robert mengatakan bahawa kebiasaan merupakan faktor internal diri seseorang yang dengannya seseorang dapat mengulanginya melalui upaya-upaya kognitif seperti mengingat, menghafal dan mengulangi yang bersumber dari orientasi mental. Khoiriyah mengatakan bahwa untuk mendapatkan kebiasaan maka seeorang pada tahap awal akan mengalami pasang surut oleh karena itu untuk membiasakan kebiasaan tersebut maka seseorang akan membutuhkan lebih banyak lagi latihan pembiasaan (2010). Pembiasaan ini akan tumbuh dengan sendirinya seiring dengan pengulangan-pengulangan namun disadari atau tidak pembiasaan akan sirna ketika seseorang tidak lagi menganggap kebiasaan itu sebagai suatu kebutuhan artinya kebiasaan yang sering dilaksanakan tidak mampu lagi menjadi sumber keinginan yang kuat untuk melakukan praktek. Berdasrkan pemahaman sebelumnya maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa  kebiasaan merupakan pola kehidupan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam kurung waktu tertentu dimana hal tersebut sulit dilaksanakan pada masa lalu namun kebiasaan tersebut memungkinkan untuk dilaksanakan saat ini.


                                                      








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh gaya belajar dan kebiasaan mendengar lagu dan informasi bahasa Inggris terhadap peningkatan kemampuan menyimak mahasiswa jurusan bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar
B.     Metodologi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, pada dasarnya penelitian ini menggunakan pendekatan analisis multivariat yaitu peneliti akan melihat pengaruh dari beberapa peubah terhadap variabel terikat. Disamping itu kelima peubah yang akan dimasukkan kedalam model akan Dalam penelitian ini mahasiswa akan diberikan angket yang berisi pernyataan tentang gaya belajar mereka masing-masing.
C.     Sampel dan Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Bahasa Inggris FBS Universitas Negeri Makassar. Dari populasi tersebut ditetapkan sampel dari mahasiswa semester II sebanyak 230 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa prodi pendidikan bahasa Inggris, prodi Sastra Inggris dan Prodi Business English.

D.    Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan bahasa Inggris FBS. Data penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni 2013, analisis data akan dilaksanakan pada bulan Juni, dan penulisan laporannya pada bulan Juli 2013.

E.     Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa angket pertanyaan yang akan disebar kepada mahasiswa bahasa Inggris semester dua. Melalui angket ini mereka akan memberikan respon yang berisi daftar pertanyaan yang terdiri dari beberapa atribut yaitu pernyataan tentang kebiasaan menyimak, self-efficacy, motivasi, gender, dan gaya belajar. Sumber data diperoleh dari daftar pertanyaan yang sudah valid (standar) dan dimodifikasi sesuai dengan jenis dan tujuan penelitian. Untuk menjaga validitas data, peneliti juga akan melaksanakan pilot testing untuk memastikan bahwa data yang akan dieksekusi dilapangan benar-benar telah valid dan relibel. Dengan menggunakan perangkat uji instrumet data penelitian dengan menggunakan Pearson Prouduct Moment

F.     Tekhnik Analisis Data
Analisi data pada penelitian ini akan menggunakan multivariare statistik dimana setiap peubah independen akan dikorelasikan dengan dependen variabel yankni dengan menggunakan multivarite analysis.Pada tahap ini setiap peubah akan dihitung korelasinya serta kisaran atau besarnya pengaru setiap independent variabel terhadap dependen variabel








DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. (1986). Social foundation of tought and action: A social cognitive theory. New Jersey: Prentice-Hall,Inc.
Bandura, A. (1997). Social foundation of tought and action: A social cognitive theory. New Jersey: Prentice-Hall,Inc.
Cohen. (2002). Listening in Our Live. Retrieved February, 11 2013 from http:/art-ticle.org/listening92635.html.
DEPDIKNAS. (2003). Standar Kompetensi Lulusan (Mata Pelajaran Bahasa Inggris Untuk sekolah Menengah Atas, SMA Madrasah Aliyah). Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Harmer, J. (1991). The Principle of language Teaching. London: Longman Group U.K. Limited.
Nunan,D. (1991). Language Teaaching Methodology. London. Prentice Hall International Ltd.
Pervin, L. A., & John, O. P. (1997). Personality theory and research. New York: John Wiley & Sons,Inc.
Rahardjo, W. (2005). Kontribusi Hardiness dan Self Efficacy Terhadap Stress Kerja (studi pad perawat RSUP DR. Soeradjitirtonegoro Klaten).tesis.(tidak diterbitkan). Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Rixton, S. (1986). Developing Listening Skill. Retrieved February 12, 2013 from http://www. .wsipnet.pl/dev-rixon.hml?id=4904&kl=175
Siburian, H. E. (2001). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Goad Orientation Pada Guru Sekolah Minggu. Skripsi. (tidak diterbitkan). Jakarta: Universitas Indonesia.
Steinberg, S (2007) An Introduction to Communication Studies. Juta & Company Ltd. Retrieved on November 25 2012 from http://grammar.about.com/od/il/g/listeningterm.htm
Woolfolk, A. E. (2004). Educatoinal psychology. New Jersey: Allyn & Bacon.Top of Form


Bottom of Form
E.       Lampiran A
Salahsatu tujuan penyusunan anaggaran adlah untukmemastikan nahwa kegiatan akan terlaksana sesuai dengan penganggaran kegiatan. Ada empat elemen yang akan didanai dari proyek penelitian ini yakni honor, peralatan, bahan habis pakai dan pengeluaran lain-lain yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
A.    Honor Tim Peneliti
No.
Peneliti
Jumlah peneliti
Jumlah Minggu
Jumlah Jam/Minggu
Honor/Jam/Rp
Jumlah Rp.
1.
Peneliti Utama
1
10
5
Rp. 45.000
RP.2.250.000
2.
Anggota Peneliti
2
10
5
Rp. 25.000
Rp. 2.500.000

Jumlah
Rp.4.750.000

B.     Peralatan
No.
Nama Bahan/Alat
Untuk Peruntukan
Frekuensi
Biaya
1.
LCD (sewa)
Presentase  Meneliti
5 X Rp. 50.000
RP.250.000

Jumlah
Rp. 250.000
C.    Bahan Habis Pakai
No.
Nama Alat/Bahan
Jumlah
Manfaat/keperluan
Biaya Satuan
Biaya (Rp.)
1.
Kertas HVS A4 70 gr
4 Rim
Administrasi dan pelaporan penelitian
Rp. 30.000
Rp. 120.00
2.
Catridge Canon (Hitam dan Putih)
2 Buah

Rp. 150.000
Rp. 300.000
3.
Ballpoint
1 Dos

Rp. 25.000
Rp.   25.000
4.
Boardmarker
1 Dos

Rp. 35.000
Rp. 105.000
5.
Flas disc
3 Dos

Rp.100.000
Rp. 200.000
6.
Blocknote
5 Buah

Rp.10.000
Rp.   50.000
7.
Jumlah
Rp. 800.000

C.    Pengeluaran Lain-lain
No.
Keperluan
Jumlah/Orang
Frekuensi/Minggu
Biaya Satuan
Total Biaya
1.
Pengumpulan Data
2 Orang
7
Rp.500.000
Rp.1.000.000


2.
Dokumentasi dan  Pembuatan Laporan
5 Ekslampar

Rp.  50.000
Rp.   250.000
3.
Jumlah
Rp..1.250.000
Jumlah Anggaran dana penelitian secara keseluruhan adalah Rp. 7..000.000













Angket Self-Efficacy  (penghargaan diri)

No.

Pernyataan

SS

S

RG

TS

STS

1.
Making accurate inferences when I read texts (membuat kesimpulan akurat ketika saya membaca teks)





2.
Storing detailed information in my memory (menyimpan informasi mendetail di dalam ingatan saya)





3.
Figuring out the meaning of new words from their context (membayangkan makna dari kata-kata baru dari konteksnya)





4.
Forming a good guess even when I don't know the answer (berusaha menebak walaupun saya tidak tahu jawabannya )





5.
Having a good memory for class material (memiliki daya ingat yang baik dalam hubungannya dengan materi pelajaran di kelas)





6.
Taking essay tests (mengambil tes essai)





7.
Memorizing material even when I don't understand it (menghafal materi pelajaran walaupun saya tidak memahaminya)





8.
Stating the underlying message of films and readings (menguraikan pesan yang terdapat pada film dan bacaan)





9.
Using a dictionary (menggunakan kamus)





10
Memorizing material from a text (menghafal materi dari teks)





11.
Identifying what my teachers think is important mengidentifikasi apa yang guru rasa penting)





12.
Reviewing and revising my notes soon after taking them ( melihat kembali dan merevisi catatan saya segera setelah mencatatnya)





13.
Maintaining a daily schedule of study hours (menetapkan jadwal harian dari jam belajar saya)





14.
Having regular, weekly review periods





15.
Finding a place to study without distractions (menemukan tempat belajar yang jauh dari gangguan)





16
Allocating my studying according to the demands of different courses (mengalokasikan jadwal studi saya sesuai dengan masing-masing mata kuliah)





17
Keeping notes about content I got wrong on a test (mencatat  hal yang membuat saya salah dalam tes)





18.
Reviewing my work to see if the ideas are correct (menelah  kembali pekerjaan saya untuk melihat apakah ide saya sudah benar )    





19
Praising myself for doing a good job studying (memuji diri saya sendiri atas hasil belajar saya)





Angket Motivasi Belajar

No.
Pernyataan
SS
S
RG
TS
STS
1.
Saya termotivasi menyimak bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan menyimak (listening)





2.
Saya senang mendengar lagu dan berita berbahasa Inggris melalui internet dan televisi (Youtube dan CD/DVD)





3.
Saya senang menghafal kosa kata baru bahasa Inggris ketika saya menyimak informasi bahasa Inggris melalui TV atau internet





4.
Saya senang menyimak talkshow bahasa Inggris karena bahasanya tidak terlalu sulit





5.
Saya tidak suka kalau mendengar berita berbahasa Inggris melalui TV dan media online seperti youtube maupun MP3 dan DVD/CD





6.
Saya berusaha untuk melafalkan kata-kata yang saya dengar ketika menonton film atau acara berbahasa Inggris dari CD/DVD maupun media online





7.
Saya tidak suka melafalkan kata-kata yang saya dengar ketika menonton film atau acara berbahasa Inggris dari CD/DVD maupun media online.





8.
Menonton film atau berita melalui youtube dan CD/DVD atau berita berbahasa Inggris tidak dapat meningkatkan kemampuan menyimak saya.





9.
Saya berusaha menyimak dengan seksama kalau dosen saya menjelaskan dalam bahasa Inggris.





10
Saya tidak suka jika belajar saya   menyimak lagu dan berita berbahasa Inggris.








Angket Kebiasaan Menyimak

No.
Pernyataan
SS
S
RG
TS
STS
1.
Saya selalu mendengarkan informasi berbahasa Inggris melalui radio, TV dan Film





2.
Ketika waktu senggang, saya sering menyempatkan diri untuk mendengarkan berita dan lagu berbahasa Inggris melalui media online, TV, DVD/CD dan film





3.
Saya senang mendengarkan berita bahasa Ingris lebih dari satu jam





4.
Saya jarang mendengarkan berita berbahasa Inggris melalui media online





5.
Kalau saya jarang mendengar informasi berbahasa Inggris melalui media elektronik dan media online maka saya sulit memahami apa yang diucapkan oleh native speaker





6.
Mendengar berita melalui  media on line seperti Yuotube, TV, dan DVD/CD dan Film dapat meningkatkan kemampuan menyimak saya.





7.
Saya seringkali mengulang-ulang mendengar informasi bhs Inggris melalui media elektronik dan media online supaya saya tahu arti dan makna dari setiap kata baru yang saya dengar dari media tersebut





8.
Mendegarkan informasi dan menonton Film berbahasa Inggris membuat saya lebih mudah memahami pelajaran menyimak.





9.
Saya selalu berusaha untuk mencari tahu makna dan arti kata-kata bahasa Inggris yang saya simak melalui TV, Film, dan media online sseperti Youtube supaya kosakata saya bertambah.






10.
Saya mendapatkan kosa kata baru karena saya sering mendengarkan video rekaman berupa ceramah dan pidato dalam bahasa Inggris melalui media TV DVD/CD maupun online seperti Youtube









Angket Gaya Belajar

No.
Pernyataan
SS
S
RG
TS
STS
Visual Learner

1.
Saya lebih mudah  mengingat sesuatu dengan baik jika saya menulisnya di buku catatan





2.
Saya terbiasa menulis secara mendetail ketika perkuliahan saya sedang berlangsung





3.
Ketika saya menyimak saya menvisualisasikan gambar, angka atau kata di dalam kepala saya





4.
Saya lebih senang menonton melalui media TV atau Video dibandingkan media lainnya





5.
Saya membutuhkan panduan tertulis ketika saya sedang mengerjakan tugas-tugas





6.
Saya harus memandang orang ketika dia sedang berbicara





7.
Saya lebih memahami  materi pelajaran ketika ketika dosen atau profesor menulis materi pelajaran itu di papan tulis.





8.
Gambar, diagram, dan peta membantu saya memahami apa yang dijelaskan oleh orang





9.
Saya lebih mudah mengenal wajah seseorang dibandingkan namanya






Auditory Learner
SS
S
RG
TS
STS
1.
Saya lebih mudah memahami sesuatu dengan baik kalau saya mendiskusikannya dengan orang lain





2.
Saya lebih suka belajar melalui menyimak mata kuliah dibandingkan belajar melalui membaca





3.
Saya suka penjelasan lisan tentang tata cara  mengerjakan tugas atau tes.





4.
Saya suka mendengarkan musik ketika saya sedang bekerja atau belajar





5.
Saya dapat memahami apa yang diucapkan orang lain walaupun saya tidak melihatnya.





6.
Saya mudah mengingat nama orang lain tapi sulit mengingat wajahnya.





7.
Saya lebih mudah mengigat hal-hal yang lucu (canda)dari  yang saya dengar





8.
Saya Lebih mudah mengenal orang-orang melalui suaranya (contoh: melalui telpon)





9.
Ketika menyalakan TV, saya lebih mendengarkan suara TV dibandingkan melihat layarnya






Tactics/Kinestetics learner
SS
S
RG
TS
STS
1.
Saya lebih senang memulai pekerjaan dibandingkan melihat tata cara mengerjakan pekerjaan tersebut





2.
Saya suka istrahat sejenak ketika saya melakukan pekerjaan





3.
Saya suka makan sesuatu ketika saya sedang bekerja





4.
Jika saya harus memilih antara berdiri dan duduk maka saya akan memilih untuk berdiri.





5.
Saya merasa gemetar ketika saya duduk terlalu lama





6.
Saya berfikir dengan baik jika saya berjalan atau keliling





7.
Saya suka menggigit pena atau bermain dengan pulpen pada saat perkuliahan berlangsung





8.
Memanipulasi objet sangat membantu saya untuk mengingat apa yang dijelaskan oleh orang lain.





9.
Saya menggerakkan kedua tangan saya ketika sedang berbicara.





10.
Saya suka  menggambar-gambar sesuatu di buku catatan saya sedang kuliah






Comments

Popular posts from this blog

MANTRA BUGIS MAKASSAR

MANTRA/  DOANGANG  ( doaG ) ANDI SAHTIANI JAHRIR Mantra sebenarnya lebih sesuai digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terlalu terikat pada aspek baris, rima dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, mantra biasanya menggunakan bahasa khusus yang sukar dipahami. Adakalanya, dukun atau pawang sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang hanya memahami kapan mantra tersebut dibaca dan apa tujuannya. Dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat dan tabu. Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan kepada anak keturunan, murid ataupun orang yang ia anggap akan menggantikan fungsinya sebagai dukun. Kemunculan dan penggunaan mantra ini dalam masyarakat Melayu, berkaitan dengan pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam.  Oleh sebab itu, semakin modern pola hidup masyarakat Melayu dan semakin jauh mereka dari ...

PAPPASENG TO UGI

PAPPASENG  BUGIS ( ppes) Pappaseng  berasal dari kata dasar paseng yang berarti  pesan  yang harus dipegang sebagai amanat, berisi nasehat, dan merupakan wasiat yang perlu diketahui dan diindahkan. Pappaseng dalam bahasa Bugis mempunyai makna yang sama dengan  wasiat  dalam bahasa Indonesia.  Pappaseng  dapat pula diartikan  pangaja’  yang bermakna nasihatyang berisi ajakan moral yang patut dituruti.  Dalam tulisan punagi (1983:1) dinyatakan bahwa pappaseng adalah wasiat orang tua kepada anak cucunya (orang banyak) yang harus selalu diingat sehingga amanatnya perlu dipatuhi dan dilaksanakan atas rasa tanggung jawab. Mattalitti (1980:5) juga mengemukakan bahwa  pappaseng  bermakna petunjuk-petunjuk dan nasihat dari nenek moyang orang bugis zaman dahulu untuk anak cucunya agar menjalani hidup dengan baik. Jadi,  pappaseng  adalah wasiat orang-orang tua dahulu kepada anak cucunya (generasi berikutnya) yan...

MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

BAB   I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan  manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak pendidik yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk melakukan hal yang mereka inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak membutuhkanya, maka  setiap guru dituntut untuk memahami teori psikologi pendidikan  agar  potensi yang ada pada peserta didik dapat dikembangkan berdasarkan tahap perkembangannya.  Banyak para ahli yang memaparkan tentang perkembangan  peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers, Kohnstam.  Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu, keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh tentang  pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu...