Pengaruh
Kebiasaan Menyimak, Gaya Belajar, Motivasi ,
dan Penghargaan Diri (Self-Efficacy) Terhadap Kemampuan Menyimak Mahasiswa
A.
Latar
Belakang Masalah
Setiap orang dituntut untuk mahir dalam menyampaikan pikiran, ide, serta
gagasan melalui organ pendengaran kemudian melalui organ pendengaran tersebut
seseorang akan menganalisa, mensintesa, dan mengolah informasi yang telah masuk
kedalam memorinya kemudian melahirkan tanggapan, sanggahan, masukan kepada
lawan bicara. Mengolah informasi kemudian melahirkan respon lansung bukanlah
hal yang mudah dilaksanakan. Dalam menangkap pesan dari lawan bicara, kita akan
mengidentifikasi simbol suara dari ujaran berupa kata maupun kalimat yang
diujarkan oleh penutur.
Pesan yang timbul dari ujaran kemudian akan diolah kedalam bentuk informasi
lisan maupun tulisan. Menyimak merupakan suatu kegiatan mengolah informasi di
dalam otak yang melibatkan proses kognitif. Proses kognitif ini memerlukan
perhatian dan fokus aga rinformasi yang diterima tidak menimbulkan kekacauan
informasi, misalnya ketika seseorang mengucapakan kata yang hampir sama
penyebutannya namun mempunyai makna yang berbeda. Kesalahan menyimak sangat
mungkin terjadi dalam lalulintas percakapan, dialog maupun diskusi. Dengan kata
lain menyimak merupakan salahsatu kemampuan berbahasa yang membutuhkan keahlian
dan keterampilan khusus apalagi menyimak tuturan bahasa asing.
Orang akan menyimak ketika mereka berada dalam situasi tertentu misalnya
mendengarkan musik, menonton film, mendengarkan ceramah, menghadiri
perkuliahan, menyaksikan show serta mendengar pidato. Senada dengan hal ini, Cohen
(2002) menjelaskan bahwa dalam kegiatan sehari-hari manusia menggunakan indra
pendengaran. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa intensitas kegiatan manusia
sangat tergantung kepada kemampuan menyimak pesan yang muncul. Hal ini juga
berarti bahwa manusia hampir setiap saat menggunakan indra pendengaran dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Menyimak di dalam pembelajaran bahasa Inggris di
Indonesia merupakan hal yang tidak mudah diajarkan kepada mahasiswa. Karena
sangat tergantung dengan kebiasaan serta penguasaan topik yang sedang
dibicarakan. Persoalan linguistik juga
menjadi faktor yang menentukan dalam mengurai ketidakmampuan menyimak bahasa
asing. Dalam menyimak bahasa aisng, penyimak bukan hanya tampil mendengar
percakapan ataupun dialog namun juga penyimak akan menyeleksi pesan yang ada,
memilah informasi yang relevan serta mengumpulkan informasi yang runtut,
terfokus dan terarah secara tepat dan cepat ke dalam bentuk lisan maupun
tulisan. Oleh sebab itu kita dapat menjelaskan bahwa untuk memahami pikiran dan
ide seseorang dalam bahasa Inggris kita harus memiliki kemampuan menyimak yang
baik karna tanpa kemampuan tersebut maka kita tidak dapat memahami jalan
pikiran dan gagasan seseorang. Oleh sebab itu memiliki kemampuan menyimak dalam
bahasa Inggris merupakan hal sangat penting bagi pembelajar bahasa asing di
Indonesia dan kemampuan ini hendaknya mendapat perhatian penuh dalam proses
belajar dan mengajar terutama di perguruan tinggi khususnya mahasiswa
pendidikan bahasa Inggris (Lou, 2005).
Pembelajaran
bahasa Inggris di Indonesia pun telah lama berlangsung yakni sejak
Indonesia sebelum merdeka sampai sekarang. Bahasa Inggris telah diajarkan di
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Namun kenyataannya secara umum kemampuan
menyimak bahasa Inggris mahasiswa dan siswa kita sangat rendah. Mahasiswa kita
rata-rata tidak mampu menagkap pesan serta ide pembicara ketika mereka sedang
menonton film ataupun mengikuti program berbahasa Inggris. Hal ini disebabkan,
yang oleh beberapa kalangan menyebut, kurang berlatih dan kurang pengalaman
dalam menyimak informasi berbahasa Inggris.
Hal demikian diatas juga disebabkan buruknya pengajaran
menyimak disekolah oleh guru-guru bahasa Inggris yang hanya mengandalkan buku
cetak. Faktor kreatifitas dan kualitas guru menyajikan pelajaran menyimak dapat
juga menjadi faktor laten yang mengakibatkan rendahnya kulitas menyimak bahasa
Inggris oleh pelajar Indonesia.
Disinyalir juga bahwa rendahnya pemahaman menyimak bersumber dari
carut-marutnya kurikulum bahasa Inggris dimana hanya sedikit sekali porsi pengajaran
menyimak yang diberikan kepada siswa. Namun kenyatannya menurut Depdiknas
(2004:2) pengajaran bahasa Inggris di Indonesia mencakup empat standar
kompetensi yaitu kemampuan entimak pesan tesks secara tertulis dan lisan yang
terintegrasi kedalam empat skil yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
baik formal maupun formal. Hal lain yang mengejutkan adalah porsi guru
memberikan materi menyimak juga sangat
minim bahkan dapat dikatakan bahwa guru hanya menitikberatkan pelajarn bahasa
Inggris hanya pada kemampuan berbicara dan menulis. Kondisi ini juga diperparah
dengan jumlah prasara yang mendukung kegiatan menyimak dirasakan sangat jauh
dari sisi ideal bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki laboratorium
bahasa.
Melihat kenyataan empiris diatas maka dapat disimpulkan
bahwa asumsi-asumsi yang terjadi pada pembelajaran menyimak disekolah di
Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini juga berdampak kepada hasil belajar
mahasiswa di jurusan bahasa Inggris dimana penulis amati dan evalausi
penampilan mahasiswa hanya 15 % dari keseluruhan mahasiswa semester dua
yang mampu menyimak dengan baik walaupun
penulis telah menjelaskan dengan sangat detail termasuk menjelaskan trik dan
strategi menyimak dengan baik.Dari yang
penulis temukan ternyata mahasiswa yang sering mendengarkan lagu atau informasi
berbahasa Inggris yang memiliki kemampuan menyimak yang baik. Namun ini hanya
salahsatu faktor saja yang mempengaruhi prestasi menyimak. Dengan kata lain
masih banyak faktor lain yang mendasari rendahnya prestasi menyimak mahasiswa
bahasa Inggris. Adapun beberapa faktor
yang berperan penting dalam meningkatkan keterampilan menyimak antara lain
faktor gaya belajar, motivasi, jenis kelamin, serta kebiasaan mendengar laporan
atau lagu berbahasa Inggris.
Berdasarkan penjelasan dan deskripsi sebelumnya maka
penulis mencoba untuk mendalami faktor faktor yang diduga kuat menyimak
mempengaruhi secara lansung dan tidak lansung kemampuan menyimak mahasiswa
semester dua jurusan bahasa Inggris dengan mengadakan penelitan korelasi dengan
judul: Pengaruh kebiasaan mendengarkan informasi berbahasa Inggris terhadap
kemampuan hasil menyimak mahasiswa bahasa Inggris periode akademik 2012/2013.
A. Perumusan
Masalah
Rendahnya
kemampuan menyimak mahasiswa jurusan bahasa Inggris disebabkan oleh beberpa
faktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kemampuan menyimak
mahasiswa jurusan bahasa Inggris. Secara rinci rumusan penelitian ini dapat
adalah sebagai berikut:
“Apakah
terdapat pengaruh antara kebiasaan menyimak program berbahasa inggris, terhadap
hasil menyimak bahasa Inggris mahasiswa jurusan bahasa Inggris tahan ajaran
2012/2013 ?”
B.
Manfaat Penelitian
Manfaat
dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Diharapkan bahwa hasil penelitian ini menjadi bahan
masukan bagi mereka yang mengampu mata kuliah menyimak.
2. Menjadi rujukan untuk peneliti yang akan mengadakan penelitian yang sejenis.
3. Menjadi bahan rujukan bagi pengembangan teori terutama
dalam pengajaran mata kuliah menyimak bahasa Inggris.
BAB II
KERANGKA
TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR
A.
Hakekat Keterampilan Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan
kegiatan yang melibatkan kemampuan kognitif peserta didik dalam mengolah
informasi yang telah mereka dengar. Nunan (1991) mengemukakan bahwa kemampuan
menyimak dan membaca merupakan kegitatan yang melibatkan proses active dan keduanya merupakan kemampuan
reseptif. Dengan kata lain aktifitas menyimak membutuhkan pemahaman tersendiri
yang membuat pendengar aktif mengolah informasi yang mereka dengar.
Pelibatankognitif dalam proses menyimak bermakna bahwa seseorang harus mampu
mengolah informasi dengan baik diantraranya merespon ulang tanggapan sesuai
dengan informasi yang telah mereka peroleh sebelumnya.
Sehubungan dengan hal tersebut
Rixton (1986) menyatakan bahwa kegiatan menyimak membutuhkan proses mental
dalam mengolah dan menghasilkan informasi yang relevan dan inilah yang
membedakan dengan aktifitas mendengar. Kegiatan menyimak merupakan kegitan
mengirim pesan dan ide yang memiliki kandungan emosional dan respon dalam
lalulintas komunikasi. Senada dengan hal terebut, Rivers dan Temperly (1987)
menegaskan bahwa menyimak merupakan
kegiatan yang beroirentasi pada proses yang efektif dimana pendengar akan
mengolah informasi menjadi pesan dan simbol yang pada akhirnya mengubah peran
aktif antara menjadi pendengar disatu sisi dan menjadi pembicara disisi yang
lain. Adapun proses kegiatan menyimak yang dapat dilakssanakan yaitu menyimak
pasif, menyimak aktif dan menyimak secara mendalam terutama dalam menjawab dan
merespon melalui text atau meringkas jawaban (Doyle,2005 & Rost, 2002).
Sementara itu Steinberg (2007) menguraikan bahwa kegiatan menyimak adalah
kegiatan yang sangat kompleks karena melibatkan proses menejerjemahkan,
menguarikan, mensistesa dan merespon informasi jika dibandingkan dengan kegiatan
mendengar.
Namun dalam pengajaran bahasa
asing di Indonesia kenyataan dilapangan banyak membuktikan bahwa guru bahasa
Inggris banyak mengabaikan pengajaran menyimak. Hal ini diperparah dengan dalih
bahwa menyimak merupakan bagian terkecil penguasaan bahasa sehinggaalokasi
waktu mengajarkan kemampuan menyimak juga sangat terbatas. Hal ini berakibat
terhadap rendahnya daya tangkap mahasiswa ketika mereka menghadapi tes
menyimak. Hal ini juga diungkapkan oleh Sadighi bahwa pengajaran menyimak oleh
guru bahasa dalam rangka pemerolehan bahasa seringkali kurang mendapat
perhatian dikalangan pendidik. Indikasi lain dari rendahnya kemampuan menyimak
mahasiswa adalah kurangnya mereka melakukan kegiatan mandiri untuk mendengarkan
informasi berbahasa Inggris. Walaupun demikian dalam kurun waktu sekarang
orangtua dan guru mulai meyadari pentingnya memberikan pemahaman menyimak
kepada peserta didik bukan hanya didalam kelas namun juga diluar kelas. Dalam
kegiatan sehari-hari tingkat aktivitas dari alat pendengaran kita ternyata
memiliki frekuensi yang relatif tinggi dibandingkan dengan organ tubuh lainnya
misalnya organ bicara.
B.
Defenisi Menyimak
Dalam kehidupan sehari panca indra yang
lebih banyak menglami intraksi adalah indra pendengaran. Dalam kegiatan
menyimak atau mendengarkan maka pendengar memerlukan perhatian penuh,
kesadaran, perhatian serta konsentrasi dari apa yang telah didengar. Senada
dengan hal itu, Rost (2002) menjelaskan bahwa menyimak merupakan siatu proses
menerima pesan dari apa yang diucapkan
oleh pembicara bukan hanya itu lebih jauh rost berujar bahwa ketika menyimak
seseorang akan mengolah informasi, menerjemahkan informasi kemudian
menegoisasikannya kepada pendengar. Dengan kata lain proses menyimak merupakan
proses sangat rumit yang melibatkan proses mental yang melibatkan apa yang
mereka telah dengan dengar dengar apa yang telah mereka ketahui.
Disis lain, Garfinkel (1986)
menyimpulkan bahwa menyimak merupakan suatu proses mental yang melibatkan
elemen seperti mendengar, dekoding,, memahami, dan merespon ujaran. Dengan kata
lain menyimak merupakan prpses mengolah informasi dengan jalan memperhatikan
ujaran dan makna yang kita dengar (Underwood, 1996).
Oleh sebab itu dalam lalulintas
komunikasi pendengar dan pembicara merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
melibatkan proses transfer pesan dan makna yang terjadi dalam interaksi dua
arah. Dalam hal ini baik pembicara dan pendengar sama-sama memberikan umpan
balik sehingga menciptakan interkasi komunikasi yang unik. Kalau dalam
interkasi tersebut tidak berhsil maka dengan sendirinya kesuksesan komunikasi
tidak terjadi karena dalam komunikaasi tersebut ada gap yang membatasi
pemahaman pembicara dan pendengar. Sehubungan hal tersebut dalam memahami
pembicara maka pendengar harus memamfaatkan umpan balik berupa kesiapan secara
sadar dan perhatian penuh dalam menganalisa dan menjabarkan informasi yang baru
saja terjadiagar dapat menghindari kesalahpahaman diantara pembicara dan
penutur Prinsip keberhati-hatian harus mendasari dialog antara pembicara dan
pendengar sebab kalau ini terjadi maka bisa saja menimbulkan kesalahpahaman
diantara mereka.
Senada dengan hal tersebut Rost (2002) dengan
tegas mengatakan bahwa menyimak sebuah
pesan merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan kekuatan mental unutk menggali
informasi, memahami aspek yang dibicarakan, memproses makna yang timbul dari
ujaran, memberikan umpan baik atas pesan yang diterima serta kemampuan untuk
menggali makna lain melalui keterlibatannyadalam komunikasi verbal. Lebih jauh
Rost mengatakan mengatakan bahwakegiatan menyimak merupakan kegiatan yang
kompleks, proses interpretasi dimana pendengar mencoba untuk menyesuaikan makna
yang mereka dengar dengar apa yang mereka ketahui sebelumnya (2002). Sementara
itu Garfinkel (1986) dengan jelas mengatakan bahwa proses menyimak merupakan
proses yang mempertemukan antara kegiatan kognitif dan kegiatan mental dimana
keduanya saling mendukung satu sama lain. Kegiatan tersebut diantaranya berupa:
proses mendengarkan, memindahkan informasi, dan proses memberikam umpan balik.
Oleh sebab itu kegiatanmenyimak merupakan
kegiatan sadar yang membutuhkan perhatian khusus agar dapat mengetahui makna
dan pesan dari apa yang telah didengar oleh seseorang (Undrwood,1996). Menilik
pentingnya menyimak dalam kehidupan, maka Nunan (1998) mengemukakan bahwa
menyimak merupakan salahsatu unsur penting dalam penguasaan bahasa dan
pembelajarannya. Karena tanpa meniru model ujaran maka seseorang belum bisa
meningkatkan kemampuan komunikasinya secara efektif. Lebih jauh Nunan
mengatakan bahwa hampir separuh dari interkasi yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari atau 50% waktu kita ternyata digunakan untuk mendengar
C.
Pentingnya Menyimak
D.
Hakekat Kebiasaan
Kebiasaan merupakan dorongan
yang bersumber dari dalam diri seseorang yang secara spontan dan sadar dapat
mengontrol dan mengendalikan kebiasaan tersebut. Oleh sebab itu Robert
mengatakan bahawa kebiasaan merupakan faktor internal diri seseorang yang
dengannya seseorang dapat mengulanginya melalui upaya-upaya kognitif seperti
mengingat, menghafal dan mengulangi yang bersumber dari orientasi mental.
Khoiriyah mengatakan bahwa untuk mendapatkan kebiasaan maka seeorang pada tahap
awal akan mengalami pasang surut oleh karena itu untuk membiasakan kebiasaan
tersebut maka seseorang akan membutuhkan lebih banyak lagi latihan pembiasaan
(2010). Pembiasaan ini akan tumbuh dengan sendirinya seiring dengan
pengulangan-pengulangan namun disadari atau tidak pembiasaan akan sirna ketika
seseorang tidak lagi menganggap kebiasaan itu sebagai suatu kebutuhan artinya
kebiasaan yang sering dilaksanakan tidak mampu lagi menjadi sumber keinginan
yang kuat untuk melakukan praktek. Berdasrkan pemahaman sebelumnya maka kita
dapat menarik kesimpulan bahwa kebiasaan
merupakan pola kehidupan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam kurung
waktu tertentu dimana hal tersebut sulit dilaksanakan pada masa lalu namun
kebiasaan tersebut memungkinkan untuk dilaksanakan saat ini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauhmana pengaruh gaya belajar dan kebiasaan mendengar lagu dan
informasi bahasa Inggris terhadap peningkatan kemampuan menyimak mahasiswa
jurusan bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar
B. Metodologi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, pada dasarnya penelitian
ini menggunakan pendekatan analisis multivariat yaitu peneliti akan melihat
pengaruh dari beberapa peubah terhadap variabel terikat. Disamping itu kelima
peubah yang akan dimasukkan kedalam model akan Dalam penelitian ini mahasiswa
akan diberikan angket yang berisi pernyataan tentang gaya belajar mereka
masing-masing.
C. Sampel dan Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah
mahasiswa jurusan Bahasa Inggris FBS Universitas Negeri Makassar. Dari populasi
tersebut ditetapkan sampel dari mahasiswa semester II sebanyak 230 mahasiswa
yang terdiri dari mahasiswa prodi pendidikan bahasa Inggris, prodi Sastra
Inggris dan Prodi Business English.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Jurusan bahasa Inggris FBS. Data penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni
2013, analisis data akan dilaksanakan pada bulan Juni, dan penulisan laporannya
pada bulan Juli 2013.
E. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa angket pertanyaan yang akan
disebar kepada mahasiswa bahasa Inggris semester dua. Melalui angket ini mereka
akan memberikan respon yang berisi daftar pertanyaan yang terdiri dari beberapa
atribut yaitu pernyataan tentang kebiasaan menyimak, self-efficacy, motivasi,
gender, dan gaya belajar. Sumber data diperoleh dari daftar pertanyaan yang
sudah valid (standar) dan dimodifikasi sesuai dengan jenis dan tujuan
penelitian. Untuk menjaga validitas data, peneliti juga akan melaksanakan pilot testing untuk memastikan bahwa
data yang akan dieksekusi dilapangan benar-benar telah valid dan relibel.
Dengan menggunakan perangkat uji instrumet data penelitian dengan menggunakan Pearson Prouduct Moment
F.
Tekhnik Analisis Data
Analisi data pada penelitian ini akan
menggunakan multivariare statistik dimana setiap peubah independen akan
dikorelasikan dengan dependen variabel yankni dengan menggunakan multivarite analysis.Pada tahap ini
setiap peubah akan dihitung korelasinya serta kisaran atau besarnya pengaru
setiap independent variabel terhadap dependen variabel
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. (1986). Social
foundation of tought and action: A social cognitive theory. New Jersey:
Prentice-Hall,Inc.
Bandura, A. (1997). Social
foundation of tought and action: A social cognitive theory. New Jersey:
Prentice-Hall,Inc.
Cohen. (2002). Listening in Our
Live. Retrieved February, 11 2013 from http:/art-ticle.org/listening92635.html.
DEPDIKNAS. (2003). Standar
Kompetensi Lulusan (Mata Pelajaran Bahasa Inggris Untuk sekolah Menengah Atas,
SMA Madrasah Aliyah). Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Harmer, J. (1991). The Principle of
language Teaching. London: Longman Group U.K. Limited.
Nunan,D. (1991). Language Teaaching
Methodology. London. Prentice Hall International Ltd.
Pervin, L. A., & John, O. P.
(1997). Personality theory and research. New York: John Wiley & Sons,Inc.
Rahardjo, W. (2005). Kontribusi
Hardiness dan Self Efficacy Terhadap Stress Kerja (studi pad perawat RSUP DR. Soeradjitirtonegoro
Klaten).tesis.(tidak diterbitkan). Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma.
Rixton, S. (1986). Developing
Listening Skill. Retrieved February 12, 2013 from http://www. .wsipnet.pl/dev-rixon.hml?id=4904&kl=175
Siburian, H. E. (2001). Hubungan
Antara Self Efficacy Dengan Goad Orientation Pada Guru Sekolah Minggu. Skripsi.
(tidak diterbitkan). Jakarta: Universitas Indonesia.
Steinberg, S (2007) An Introduction
to Communication Studies. Juta & Company Ltd. Retrieved on November 25 2012
from http://grammar.about.com/od/il/g/listeningterm.htm
Woolfolk, A. E. (2004). Educatoinal
psychology. New Jersey: Allyn & Bacon.
E.
Lampiran A
Salahsatu tujuan penyusunan anaggaran adlah untukmemastikan nahwa kegiatan
akan terlaksana sesuai dengan penganggaran kegiatan. Ada empat elemen yang akan
didanai dari proyek penelitian ini yakni honor, peralatan, bahan habis pakai
dan pengeluaran lain-lain yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
A.
Honor Tim
Peneliti
No.
|
Peneliti
|
Jumlah
peneliti
|
Jumlah
Minggu
|
Jumlah
Jam/Minggu
|
Honor/Jam/Rp
|
Jumlah Rp.
|
1.
|
Peneliti
Utama
|
1
|
10
|
5
|
Rp. 45.000
|
RP.2.250.000
|
2.
|
Anggota
Peneliti
|
2
|
10
|
5
|
Rp. 25.000
|
Rp.
2.500.000
|
Jumlah
|
Rp.4.750.000
|
|||||
B.
Peralatan
No.
|
Nama
Bahan/Alat
|
Untuk
Peruntukan
|
Frekuensi
|
Biaya
|
1.
|
LCD (sewa)
|
Presentase Meneliti
|
5 X Rp.
50.000
|
RP.250.000
|
Jumlah
|
Rp.
250.000
|
|||
C.
Bahan Habis
Pakai
No.
|
Nama
Alat/Bahan
|
Jumlah
|
Manfaat/keperluan
|
Biaya
Satuan
|
Biaya
(Rp.)
|
1.
|
Kertas HVS
A4 70 gr
|
4 Rim
|
Administrasi
dan pelaporan penelitian
|
Rp. 30.000
|
Rp. 120.00
|
2.
|
Catridge
Canon (Hitam dan Putih)
|
2 Buah
|
Rp.
150.000
|
Rp.
300.000
|
|
3.
|
Ballpoint
|
1 Dos
|
Rp. 25.000
|
Rp. 25.000
|
|
4.
|
Boardmarker
|
1 Dos
|
Rp. 35.000
|
Rp.
105.000
|
|
5.
|
Flas disc
|
3 Dos
|
Rp.100.000
|
Rp.
200.000
|
|
6.
|
Blocknote
|
5 Buah
|
Rp.10.000
|
Rp. 50.000
|
|
7.
|
Jumlah
|
Rp.
800.000
|
|||
C. Pengeluaran Lain-lain
No.
|
Keperluan
|
Jumlah/Orang
|
Frekuensi/Minggu
|
Biaya
Satuan
|
Total
Biaya
|
1.
|
Pengumpulan
Data
|
2 Orang
|
7
|
Rp.500.000
|
Rp.1.000.000
|
2.
|
Dokumentasi
dan Pembuatan Laporan
|
5
Ekslampar
|
Rp. 50.000
|
Rp. 250.000
|
|
3.
|
Jumlah
|
Rp..1.250.000
|
|||
Jumlah
Anggaran dana penelitian secara keseluruhan adalah Rp. 7..000.000
Angket Self-Efficacy (penghargaan
diri)
No.
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
Making accurate
inferences when I read texts (membuat kesimpulan akurat ketika saya membaca
teks)
|
|||||
2.
|
Storing detailed
information in my memory (menyimpan informasi mendetail di dalam ingatan
saya)
|
|||||
3.
|
Figuring out the
meaning of new words from their context (membayangkan makna dari kata-kata
baru dari konteksnya)
|
|||||
4.
|
Forming a good
guess even when I don't know the answer (berusaha menebak walaupun saya tidak
tahu jawabannya )
|
|||||
5.
|
Having a good
memory for class material (memiliki daya ingat yang baik dalam hubungannya
dengan materi pelajaran di kelas)
|
|||||
6.
|
Taking essay
tests (mengambil tes essai)
|
|||||
7.
|
Memorizing
material even when I don't understand it (menghafal materi pelajaran walaupun
saya tidak memahaminya)
|
|||||
8.
|
Stating the
underlying message of films and readings (menguraikan pesan yang terdapat
pada film dan bacaan)
|
|||||
9.
|
Using a
dictionary (menggunakan kamus)
|
|||||
10
|
Memorizing
material from a text (menghafal materi dari teks)
|
|||||
11.
|
Identifying what
my teachers think is important mengidentifikasi apa yang guru rasa penting)
|
|||||
12.
|
Reviewing and
revising my notes soon after taking them ( melihat kembali dan merevisi
catatan saya segera setelah mencatatnya)
|
|||||
13.
|
Maintaining a
daily schedule of study hours (menetapkan jadwal harian dari jam belajar
saya)
|
|||||
14.
|
Having regular,
weekly review periods
|
|||||
15.
|
Finding a place
to study without distractions (menemukan tempat belajar yang jauh dari
gangguan)
|
|||||
16
|
Allocating my studying
according to the demands of different courses (mengalokasikan jadwal studi
saya sesuai dengan masing-masing mata kuliah)
|
|||||
17
|
Keeping notes
about content I got wrong on a test (mencatat
hal yang membuat saya salah dalam tes)
|
|||||
18.
|
Reviewing my work
to see if the ideas are correct (menelah
kembali pekerjaan saya untuk melihat apakah ide saya sudah benar )
|
|||||
19
|
Praising myself
for doing a good job studying (memuji diri saya sendiri atas hasil belajar
saya)
|
Angket Motivasi Belajar
No.
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
Saya termotivasi menyimak bahasa Inggris untuk
meningkatkan kemampuan menyimak (listening)
|
|||||
2.
|
Saya
senang mendengar lagu dan berita berbahasa Inggris melalui internet dan
televisi (Youtube dan CD/DVD)
|
|||||
3.
|
Saya
senang menghafal kosa kata baru bahasa Inggris ketika saya menyimak informasi
bahasa Inggris melalui TV atau internet
|
|||||
4.
|
Saya senang menyimak talkshow bahasa Inggris karena
bahasanya tidak terlalu sulit
|
|||||
5.
|
Saya tidak suka kalau mendengar berita berbahasa
Inggris melalui TV dan media online seperti youtube maupun MP3 dan DVD/CD
|
|||||
6.
|
Saya berusaha untuk melafalkan kata-kata yang saya
dengar ketika menonton film atau acara berbahasa Inggris dari CD/DVD maupun
media online
|
|||||
7.
|
Saya tidak suka melafalkan kata-kata yang saya dengar
ketika menonton film atau acara berbahasa Inggris dari CD/DVD maupun media
online.
|
|||||
8.
|
Menonton film atau berita melalui youtube dan CD/DVD
atau berita berbahasa Inggris tidak dapat meningkatkan kemampuan menyimak
saya.
|
|||||
9.
|
Saya berusaha menyimak dengan seksama kalau dosen saya
menjelaskan dalam bahasa Inggris.
|
|||||
10
|
Saya tidak suka jika belajar saya menyimak lagu dan berita berbahasa
Inggris.
|
Angket Kebiasaan Menyimak
No.
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
1.
|
Saya
selalu mendengarkan informasi berbahasa Inggris melalui radio, TV dan Film
|
|||||
2.
|
Ketika
waktu senggang, saya sering menyempatkan diri untuk mendengarkan berita dan
lagu berbahasa Inggris melalui media online, TV, DVD/CD dan film
|
|||||
3.
|
Saya
senang mendengarkan berita bahasa Ingris lebih dari satu jam
|
|||||
4.
|
Saya
jarang mendengarkan berita berbahasa Inggris melalui media online
|
|||||
5.
|
Kalau
saya jarang mendengar informasi berbahasa Inggris melalui media elektronik
dan media online maka saya sulit memahami apa yang diucapkan oleh native speaker
|
|||||
6.
|
Mendengar
berita melalui media on line seperti
Yuotube, TV, dan DVD/CD dan Film dapat meningkatkan kemampuan menyimak saya.
|
|||||
7.
|
Saya
seringkali mengulang-ulang mendengar informasi bhs Inggris melalui media
elektronik dan media online supaya saya tahu arti dan makna dari setiap kata
baru yang saya dengar dari media tersebut
|
|||||
8.
|
Mendegarkan
informasi dan menonton Film berbahasa Inggris membuat saya lebih mudah
memahami pelajaran menyimak.
|
|||||
9.
|
Saya
selalu berusaha untuk mencari tahu makna dan arti kata-kata bahasa Inggris
yang saya simak melalui TV, Film, dan media online sseperti Youtube supaya
kosakata saya bertambah.
|
|||||
10.
|
Saya
mendapatkan kosa kata baru karena saya sering mendengarkan video rekaman
berupa ceramah dan pidato dalam bahasa Inggris melalui media TV DVD/CD maupun
online seperti Youtube
|
Angket Gaya Belajar
No.
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
Visual
Learner
|
||||||
1.
|
Saya
lebih mudah mengingat sesuatu dengan
baik jika saya menulisnya di buku catatan
|
|||||
2.
|
Saya
terbiasa menulis secara mendetail ketika perkuliahan saya sedang berlangsung
|
|||||
3.
|
Ketika
saya menyimak saya menvisualisasikan gambar, angka atau kata di dalam kepala
saya
|
|||||
4.
|
Saya
lebih senang menonton melalui media TV atau Video dibandingkan media lainnya
|
|||||
5.
|
Saya
membutuhkan panduan tertulis ketika saya sedang mengerjakan tugas-tugas
|
|||||
6.
|
Saya
harus memandang orang ketika dia sedang berbicara
|
|||||
7.
|
Saya
lebih memahami materi pelajaran ketika
ketika dosen atau profesor menulis materi pelajaran itu di papan tulis.
|
|||||
8.
|
Gambar,
diagram, dan peta membantu saya memahami apa yang dijelaskan oleh orang
|
|||||
9.
|
Saya
lebih mudah mengenal wajah seseorang dibandingkan namanya
|
|||||
Auditory
Learner
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
|
1.
|
Saya
lebih mudah memahami sesuatu dengan baik kalau saya mendiskusikannya dengan
orang lain
|
|||||
2.
|
Saya
lebih suka belajar melalui menyimak mata kuliah dibandingkan belajar melalui
membaca
|
|||||
3.
|
Saya
suka penjelasan lisan tentang tata cara mengerjakan tugas atau tes.
|
|||||
4.
|
Saya
suka mendengarkan musik ketika saya sedang bekerja atau belajar
|
|||||
5.
|
Saya
dapat memahami apa yang diucapkan orang lain walaupun saya tidak melihatnya.
|
|||||
6.
|
Saya
mudah mengingat nama orang lain tapi sulit mengingat wajahnya.
|
|||||
7.
|
Saya
lebih mudah mengigat hal-hal yang lucu (canda)dari yang saya dengar
|
|||||
8.
|
Saya
Lebih mudah mengenal orang-orang melalui suaranya (contoh: melalui telpon)
|
|||||
9.
|
Ketika
menyalakan TV, saya lebih mendengarkan suara TV dibandingkan melihat layarnya
|
|||||
Tactics/Kinestetics learner
|
SS
|
S
|
RG
|
TS
|
STS
|
|
1.
|
Saya
lebih senang memulai pekerjaan dibandingkan melihat tata cara mengerjakan
pekerjaan tersebut
|
|||||
2.
|
Saya
suka istrahat sejenak ketika saya melakukan pekerjaan
|
|||||
3.
|
Saya
suka makan sesuatu ketika saya sedang bekerja
|
|||||
4.
|
Jika
saya harus memilih antara berdiri dan duduk maka saya akan memilih untuk
berdiri.
|
|||||
5.
|
Saya
merasa gemetar ketika saya duduk terlalu lama
|
|||||
6.
|
Saya
berfikir dengan baik jika saya berjalan atau keliling
|
|||||
7.
|
Saya
suka menggigit pena atau bermain dengan pulpen pada saat perkuliahan
berlangsung
|
|||||
8.
|
Memanipulasi
objet sangat membantu saya untuk mengingat apa yang dijelaskan oleh orang
lain.
|
|||||
9.
|
Saya
menggerakkan kedua tangan saya ketika sedang berbicara.
|
|||||
10.
|
Saya
suka menggambar-gambar sesuatu di buku
catatan saya sedang kuliah
|
|||||
Comments
Post a Comment