Skip to main content

Cerpen: Berpisah karena "Azan"

Oleh: Arfandi Sikdewa


Minggu kemarin saya berjalan-jalan sore untuk sekadar  melepas beban setelah semua masalah yang saya lalui. Ketika itu pula secara tak sengaja saya  bertemu dengan teman lamaaku yang sedang duduk sambil asyik berdiskusi dengan teman-teman seindekosannya.
Fandi : Asalamualaikum, Ais, asyik sekali kamu berdiskusi, kamu sudah berapa   lama tinggal di kota Makassar. Namun, sebentar, kamu pasti sudah lupa namaku, ‘kan?
Fahris : Waalaikum salam. Tidak mungkin saya lupa nama teman-temanku, kamu pasti Fandi, ‘kan. Ngomong-ngomong kami ngapain sore-sore jalan sendirian?
Fandi : Hmmm ... Gak apa-apa Ais, cuma kepengen aja jalan-jalan. Pengen tahu aktivitas warga kompleks saja. Pada ngapain orang-orang sore-sore begini. Ternyata banyak aktivitas juga ya, orang-orang di sini. Ada yang ngopi, main kartu, ngobrol-ngobrol santai, ada yang berdiskusi, dan ada juga yang sekadar jalan-jalan sore seperti aku. He ... he.
Fahris : Oh ya, tidak lama lagi liburan semester, ‘kan, kamu ada rencana liburan ke mana?
Fandi : Hmmm ... kayaknya seperti biasanya Ais, liburan semester atau liburan lebaran pasti ke kampung halaman. He ... he. Kalau kamu rencananya mau  liburan kemana?
Fahris : Kalau aku tidak kemana-mana Fan, di sini saja.
Fandi : Wah ... ya tidak seru dong. Liburan itu mestinya ya kamu jalan-jalan atau refreshing ke mana gitu?
Fahris : Hei... sabar dulu dong, aku kan belum selesai bicara. Aku memang tidak akan pergi ke mana-mana liburan kali ini. Tapi aku sudah punya rencana yang lain untuk mengisi liburanku. Mau tahu ?
Fandi : Kamu ini memang aneh Ais, tidak mau ke mana-mana, tapi mau mengisi liburan. Bagaimana caranya ? Sebenarnya kamu mau liburan ke mana ?
Fahris : Pertanyaan bagus. Aku memang tidak akan kemana-mana, aku di sini saja. Tapi aku akan mengisi liburanku dengan berkunjung ke perpustakaan.
Fandi : Wah ... aku kaget mendengarnya. Kamu mau liburan di perpustakaan ?
Fahris : Bukan liburan di perpustakaan Ais, tapi mengisi liburanku di perpustakaan.
Fandi : Lah, letak asyiknya di bagian mananya Ais? kamu itu sama saja tidak liburan malah sama saja belajar lagi di waktu libur, sama seperti di kampus
Fahris : Janganlah salah, ke perpustakaan itu rekreasi juga loh. Kita bisa nambah pengetahuan sekaligus hiburan. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan kalau berkunjung ke perpustakaan.
Fandi : Iya... tapi letak menariknya di mana Ais ? kamu tetap belajar, ‘kan ?
Fahris : Hmmm bagaimana ya ? menurutku berkunjung ke perpustakaan itu rekreasi intelektual sih, namanya rekreasi pasti menyenangkan kan ? kalau aku sih, asyik-asyik aja ke perpustakaan. Makanya sesekali kamu ikut aku deh ke sana, kalau kamu bosan, kamu boleh pulang duluan. Bagaimana?
Fandi : Hmmm... Boleh juga, sesekali aku mau deh ke sana. Kalau menurutmu ke perpustakaan itu rekreasi, aku mau coba. Tapi janji ya, tidak bikin bosan?
Fahris : Kan aku sudah bilang tadi kalau kamu bosan, kamu boleh pulang duluan. He ... he.
Fandi : Okelah Ais, aku coba referensi liburan kamu. Sudah dulu ya, aku mau pulang dulu. Sudah mau ajan maghrib nih.
Fahris : Fan, bukan mau ajan ataupun adzan maghrib, tapi azan maghrib
Fandi : Oke deh, aku juga mau pulang. Asalamualaikum
Fahris : Waalaikumussalam


Comments

Popular posts from this blog

MANTRA BUGIS MAKASSAR

MANTRA/  DOANGANG  ( doaG ) ANDI SAHTIANI JAHRIR Mantra sebenarnya lebih sesuai digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terlalu terikat pada aspek baris, rima dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, mantra biasanya menggunakan bahasa khusus yang sukar dipahami. Adakalanya, dukun atau pawang sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang hanya memahami kapan mantra tersebut dibaca dan apa tujuannya. Dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat dan tabu. Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan kepada anak keturunan, murid ataupun orang yang ia anggap akan menggantikan fungsinya sebagai dukun. Kemunculan dan penggunaan mantra ini dalam masyarakat Melayu, berkaitan dengan pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam.  Oleh sebab itu, semakin modern pola hidup masyarakat Melayu dan semakin jauh mereka dari ...

PAPPASENG TO UGI

PAPPASENG  BUGIS ( ppes) Pappaseng  berasal dari kata dasar paseng yang berarti  pesan  yang harus dipegang sebagai amanat, berisi nasehat, dan merupakan wasiat yang perlu diketahui dan diindahkan. Pappaseng dalam bahasa Bugis mempunyai makna yang sama dengan  wasiat  dalam bahasa Indonesia.  Pappaseng  dapat pula diartikan  pangaja’  yang bermakna nasihatyang berisi ajakan moral yang patut dituruti.  Dalam tulisan punagi (1983:1) dinyatakan bahwa pappaseng adalah wasiat orang tua kepada anak cucunya (orang banyak) yang harus selalu diingat sehingga amanatnya perlu dipatuhi dan dilaksanakan atas rasa tanggung jawab. Mattalitti (1980:5) juga mengemukakan bahwa  pappaseng  bermakna petunjuk-petunjuk dan nasihat dari nenek moyang orang bugis zaman dahulu untuk anak cucunya agar menjalani hidup dengan baik. Jadi,  pappaseng  adalah wasiat orang-orang tua dahulu kepada anak cucunya (generasi berikutnya) yan...

MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

BAB   I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan  manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak pendidik yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk melakukan hal yang mereka inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak membutuhkanya, maka  setiap guru dituntut untuk memahami teori psikologi pendidikan  agar  potensi yang ada pada peserta didik dapat dikembangkan berdasarkan tahap perkembangannya.  Banyak para ahli yang memaparkan tentang perkembangan  peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers, Kohnstam.  Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu, keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh tentang  pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu...