Skip to main content

TWO PRIMARY CONFIGURATIONS IN PSYCHOLOGY



In this paper we discuss the development of personality as part of a complex two fundamental transactions - the line of childly development that leads to the formation of satisfying and intimate interpersonal relationships, and a line of development that leads to a stable, realistic, and fundamentally positive identity.
These two developmental lines usually develop as complex dialectical processes. Development on both lines depends on this dialectical interaction; the development of self-concept relies on building a satisfying interpersonal experience, and the continuation of interpersonal satisfaction. These two developmental lines usually develop as complex dialectical processes. Development on both lines depends on this dialectical interaction; the development of self-concept relies on building a satisfying interpersonal experience, and the continuation of interpersonal satisfaction. We suspect that there are two main configurations of psychopathology, the child is an introjective configuration, each defined primarily by the task forces of each of the two fundamental developmental lines. Anaclitic psychopathology is distorted and exaggerated efforts to maintain a satisfying interpersonal experience, distorted introjective psychopathology and exaggerated efforts to build an effective self-concept. We suspect that there are two main configurations of psychopathology, anaclitik is an introjective configuration, each defined primarily by the task forces of each of the two fundamental developmental lines. Anaclitic psychopathology is distorted and exaggerated efforts to maintain a satisfying interpersonal experience, distorted introjective psychopathology and exaggerated efforts to build an effective self-concept.
Psychopatology in the anaclitic configuration inclucedes anactitic depression (or he infantile personality) and hysteria. Predominant are concern about interpersonal relationships and the capacity to be close, intimate an to give and receive care and love. Intense concern about these issues can be expressed in a form most relevant to an early developmental level – the basic caregiving mother – child dyad – or at the more mature and complex oedipal level. Defenses in anaclitic psychopathology are primary figurative, focusing on images and affects, cognitive processes are primarily figurative, focusing on images and affects, characterized by simultaneous rather than sequential thought, and the avoidance of contradiction and critical analiysis. The predominant perceptual mode is field dependent. Depriving, rejecting, inconsistent, unpredictable, or overindulgent relationships have led to conflicts around libidinal issues of care, affection, love and sexuality. The development of a sense of self is neglected in exaggerated and distorted struggles to establish satisfying interpersonal relationships.



Psychopathology in the introjective configuration focuses primarily on issues of self-definition, self-control, self-worth, and identity. These issues can be expressed in primitive form in paranoia, in somewhat advanced form in obsessive-compulsive disorders, or at a high developmental level in introjective psychopathology expresses exaggerated and distorted attempt s to establish self-definition and identity. Defenses in introjective psychopathology are basically counteractive. Projection (splitting, externalization, disavowal, and reversal), doing and undoing, reaction formation, islation, intellectualization, rationalization, and overcompensation are all attempts to control, modify, and transform impulses. Cognitive processes are literal, focused primarily on things, thought, and deeds (actions) rather than on people, feelings, and interpersonal ties. Concerns are about cause and effect, responsibility and blame. Attention is focused on details and contradictions; differences are exaggerated. There is little spontaneity and feeling; the emphasis is upon power and control. The predominant perceptual mode is field independent. Struggle to achieve separation, definition, and judgemental from controlling, intrusive, punitive, excessively critical, and judgemental figures are expressed in conflicts aroungd the management and containment of affect, especially aggression directed toward others and the self.

Comments

Popular posts from this blog

MANTRA BUGIS MAKASSAR

MANTRA/  DOANGANG  ( doaG ) ANDI SAHTIANI JAHRIR Mantra sebenarnya lebih sesuai digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terlalu terikat pada aspek baris, rima dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, mantra biasanya menggunakan bahasa khusus yang sukar dipahami. Adakalanya, dukun atau pawang sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang hanya memahami kapan mantra tersebut dibaca dan apa tujuannya. Dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat dan tabu. Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan kepada anak keturunan, murid ataupun orang yang ia anggap akan menggantikan fungsinya sebagai dukun. Kemunculan dan penggunaan mantra ini dalam masyarakat Melayu, berkaitan dengan pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam.  Oleh sebab itu, semakin modern pola hidup masyarakat Melayu dan semakin jauh mereka dari ...

PAPPASENG TO UGI

PAPPASENG  BUGIS ( ppes) Pappaseng  berasal dari kata dasar paseng yang berarti  pesan  yang harus dipegang sebagai amanat, berisi nasehat, dan merupakan wasiat yang perlu diketahui dan diindahkan. Pappaseng dalam bahasa Bugis mempunyai makna yang sama dengan  wasiat  dalam bahasa Indonesia.  Pappaseng  dapat pula diartikan  pangaja’  yang bermakna nasihatyang berisi ajakan moral yang patut dituruti.  Dalam tulisan punagi (1983:1) dinyatakan bahwa pappaseng adalah wasiat orang tua kepada anak cucunya (orang banyak) yang harus selalu diingat sehingga amanatnya perlu dipatuhi dan dilaksanakan atas rasa tanggung jawab. Mattalitti (1980:5) juga mengemukakan bahwa  pappaseng  bermakna petunjuk-petunjuk dan nasihat dari nenek moyang orang bugis zaman dahulu untuk anak cucunya agar menjalani hidup dengan baik. Jadi,  pappaseng  adalah wasiat orang-orang tua dahulu kepada anak cucunya (generasi berikutnya) yan...

MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

BAB   I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan  manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak pendidik yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk melakukan hal yang mereka inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak membutuhkanya, maka  setiap guru dituntut untuk memahami teori psikologi pendidikan  agar  potensi yang ada pada peserta didik dapat dikembangkan berdasarkan tahap perkembangannya.  Banyak para ahli yang memaparkan tentang perkembangan  peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers, Kohnstam.  Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu, keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh tentang  pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu...