Skip to main content

SAP ILMU ADMINISTRASI NEGARA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN


Tatap Muka 2

1.      Jurusan / Program Studi                             : Ilmu Administrasi Negara
2.     Mata Kuliah                                                   : Etika Administrasi Negara
3.     Kode Mata Kuliah                                         : KK512203
4.     Jumlah Satuan Kredit Semester (SKS)       : 3 SKS
5.     Deskripsi Mata Kuliah
Lingkup utama kajian mata kuliah ini memberika cakrawala bagi para mahasiswa tentag dasar-dasar pola perilaku (Etika, moral dan norma) bagi para pemegang otoritas (kewenanga) abdi masyarakat (birokrat) dalam menjalankan fungsi serta peranannya dalam mengabdi pada negara terutama dalam tatara pelayanan bagi masyarakat / publik.
2.     Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
[C2] Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai hal yang menyangkut Konsep etika administrasi negara dalam konsep/ teori serta mahasiswa mampu memberikan contoh penerapannya dalam lingkup Administrasi negara
3.     Capaian Pembelajaran Khusus
[C2] Mahasiswa mampu menjelaskan definisi etika administrasi publik dalam konsep/teori
4.     Indikator
a.      Kemampuan menjelaskan definisi administrasi publik
b.     Kemampuan menjelaskan maksud legitimasi sosiologis & legitimasi etis
c.      Kemampuan menjelaskan legitimasi kekuasaan negara
5.     Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a.      Menjelaskan definisi administrasi publik
b.     Menjelaskan maksud legitimasi sosiologis & legitimasi etis
c.      Menjelaskan legitimasi kekuasaan negara
6.         Substansi Kajian
Substansi atau materi dari perkuliahan ini mencakup:
b.         Antara legitimasi sosiologis & legitimasi etis
c.          Legitimasi kekuasaan negara
d.         Filsafat normatif bagi aparatur
7.            Langkah Pembelajaran
A. Prakondisi
Metode Perkuliahan
a.          Ceramah,
b.         Presentasi
c.          Studi Kasus
Sumber Belajar
a.      Kumorotomo, Wahyudi. 2013. Etika Administrasi Negara. Jakarta :Bumi
b.       Bertens, K. 2001. Pengantar Etika Bisnis, Jogjakarta: Kanisius
c.        Frans Magnis Suseno, 1985. Etika Dasar, Jogjakarta: Kanisius
B. Prosedur Pembelajaran
1). Kegiatan dosen
-               Pendahuluan
Dosen membukaan perkuliahan, menyampaikan kontrak perkulihan, menyampaikan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah, kemudian menyampaian Capain Pembelajaran untuk pertemuan hari ini. Selanjutnya Dosen menentukan syarat-syarat mengikuti perkuliahan ini, dan menjelaskan ruang lingkup perkuliahan, serta dosen membuka sesi tanya jawab berkaitan dengan perkuliahan ini.
-               Penyajian
-               Penutup
Dosen memberikan pertanyaan untuk ditanggapi mahasiswa, memberikan feedback berdasarkan jawaban mahasiswa, kemudian memberikan tugas individu sebagai bahan tindak lanjut dari materi hari ini, dan menutup perkuliahan.
       2). Kegiatan mahasiswa
-               Pendahuluan
Mahasiswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dosen mengenai penjelasan awal tentang mata kuliah ini. Mahasiswa menyampaikan tanggapan terhadap penjelasan awal dosen.
-               Penyajian
Mahasiswa memperhatikan dan mencatat penjelasan materi kuliah hari ini. Mahasiswa berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi yang dibuka oleh dosen. Mahasiswa memberikan tanggapan mengenai materi hari ini, baik dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan sebagai sharing knowledge yang berkaitan dengan materi hari ini maupun mata kuliah secara keseluruhan.
-               Penutup
Mahasiswa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh dosen, dan mendengarkan feedback langsung terhadap jawaban pertanyaan yang dijelaskan oleh dosen. Kemudian mahasiswa mendengarkan penjelasan tugas yang akan dikerjakan sebagai bahan tindak lanjut dari materi hari ini.
8.         Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran berupa buku teks sesuai dengan sumber belajar, yaitu Buku Wahyudi Kumorotomo. 2013. Etika Administrasi Negara. Jakarta :Bumi , Bertens, K. 2001. Pengantar Etika Bisnis, Jogjakarta dan Kanisius Frans Magnis Suseno, 1985. Etika Dasar, Jogjakarta: Kanisius. Untuk materi pembelajaran hari ini, akan membahas definisi etika administrasi publik, penjelasan mengenai legitimasi sosiologis & legitimasi etis, legitimasi kekuasaan negara , dan filsafat normatif bagi aparatur
9.            Proses Evaluasi (Assesment)
-           Keaktifan dalam diskusi, dalam hal menjawab pertanyaan atau memberikan sebuah pernyataan sebagai sharing knowledge dari mahasiswa (Kognitif).
-           Keseriusan dalam mengikuti materi perkuliahan dan diskusi, dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya proses perkuliahan (Afektif).

-                

Comments

Popular posts from this blog

MANTRA BUGIS MAKASSAR

MANTRA/  DOANGANG  ( doaG ) ANDI SAHTIANI JAHRIR Mantra sebenarnya lebih sesuai digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terlalu terikat pada aspek baris, rima dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, mantra biasanya menggunakan bahasa khusus yang sukar dipahami. Adakalanya, dukun atau pawang sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang hanya memahami kapan mantra tersebut dibaca dan apa tujuannya. Dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat dan tabu. Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan kepada anak keturunan, murid ataupun orang yang ia anggap akan menggantikan fungsinya sebagai dukun. Kemunculan dan penggunaan mantra ini dalam masyarakat Melayu, berkaitan dengan pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam.  Oleh sebab itu, semakin modern pola hidup masyarakat Melayu dan semakin jauh mereka dari ...

PAPPASENG TO UGI

PAPPASENG  BUGIS ( ppes) Pappaseng  berasal dari kata dasar paseng yang berarti  pesan  yang harus dipegang sebagai amanat, berisi nasehat, dan merupakan wasiat yang perlu diketahui dan diindahkan. Pappaseng dalam bahasa Bugis mempunyai makna yang sama dengan  wasiat  dalam bahasa Indonesia.  Pappaseng  dapat pula diartikan  pangaja’  yang bermakna nasihatyang berisi ajakan moral yang patut dituruti.  Dalam tulisan punagi (1983:1) dinyatakan bahwa pappaseng adalah wasiat orang tua kepada anak cucunya (orang banyak) yang harus selalu diingat sehingga amanatnya perlu dipatuhi dan dilaksanakan atas rasa tanggung jawab. Mattalitti (1980:5) juga mengemukakan bahwa  pappaseng  bermakna petunjuk-petunjuk dan nasihat dari nenek moyang orang bugis zaman dahulu untuk anak cucunya agar menjalani hidup dengan baik. Jadi,  pappaseng  adalah wasiat orang-orang tua dahulu kepada anak cucunya (generasi berikutnya) yan...

MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

BAB   I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan  manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak pendidik yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk melakukan hal yang mereka inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak membutuhkanya, maka  setiap guru dituntut untuk memahami teori psikologi pendidikan  agar  potensi yang ada pada peserta didik dapat dikembangkan berdasarkan tahap perkembangannya.  Banyak para ahli yang memaparkan tentang perkembangan  peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers, Kohnstam.  Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu, keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh tentang  pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu...