Skip to main content

It is worth knowing what characteristic of CLT is. It is Brown (1994, 245) formulates the characteristic of CLT; focus in classroom should be on all components of communicative competence in which grammatical or linguistic is excluded; fluency and accuracy is equally important; use target language productively but not under the control of teacher . ( Brown, 1994 in Kamiya, 2008:75).

In line with the point above, Nunan (1991) clearly describes the characteristic of CLT such as focusing activities in communicative task, bringing authentic materials to the classroom, sharing students experience in the classroom process, and bridging classroom activities to the outside classroom process. These characteristics may help learners to enhance their curiosity to apply what they have been learnt in the class room and  then they capable to use it outside classroom.

It is clear that those characteristics above become a main keystone in teaching and learning. However, Kamiya (2008) explains that there seems to be a little consensus as to what actually we present to the learner or what lesson techniques to enhance communicative competence. Furthermore, it has been argued that in implementing CLT, educational practitioners should be aware that learners sometimes do not have the same chance in communicative tasks. One learner may dominate the conversation while other reminds silent (Savignon, 2002:5). Contras to this view, again, Savignon suggests that many communicative activities may help teachers to overcome those problems such as role-play, interview, simulation, problem-solving game (2002:7).
Furthermore, to give more chance to participate in communicative task, Harmer suggest some communicative games, these include information gap, finding the different and similarities, describe and arrange, telling story ( in Xin, 2007:43)
Accordingly, Savignon in his study (2002:7) clearly describes the main feature of CLT for educational practitioners: CLT is not exclusively concerned with face to face oral communication; CLT does not require small group or pair work; group tasks have been found helpful in many contexts as away of providing increased opportunity and motivation for communication. However, classroom group or pair work should not be considered an essential feature and may well be inappropriate in some context. Finally, CLT does not exclude a focus on metalinguistics awareness, syntax, discourse, and social appropriateness.

Yoon (2004:8) suggests that ‘in order to apply CLT, curriculum developers should consider more essential feature of communication rather simply replacing grammar with function in syllabus design: broader context should be presented at the course level, and interaction or negotiation procedures among speakers should also be taken into account’


Comments

Popular posts from this blog

MANTRA BUGIS MAKASSAR

MANTRA/  DOANGANG  ( doaG ) ANDI SAHTIANI JAHRIR Mantra sebenarnya lebih sesuai digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terlalu terikat pada aspek baris, rima dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, mantra biasanya menggunakan bahasa khusus yang sukar dipahami. Adakalanya, dukun atau pawang sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang hanya memahami kapan mantra tersebut dibaca dan apa tujuannya. Dari segi penggunaan, mantra sangat eksklusif, tidak boleh dituturkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat dan tabu. Mantra biasanya diciptakan oleh seorang dukun atau pawang, kemudian diwariskan kepada anak keturunan, murid ataupun orang yang ia anggap akan menggantikan fungsinya sebagai dukun. Kemunculan dan penggunaan mantra ini dalam masyarakat Melayu, berkaitan dengan pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam.  Oleh sebab itu, semakin modern pola hidup masyarakat Melayu dan semakin jauh mereka dari ...

PAPPASENG TO UGI

PAPPASENG  BUGIS ( ppes) Pappaseng  berasal dari kata dasar paseng yang berarti  pesan  yang harus dipegang sebagai amanat, berisi nasehat, dan merupakan wasiat yang perlu diketahui dan diindahkan. Pappaseng dalam bahasa Bugis mempunyai makna yang sama dengan  wasiat  dalam bahasa Indonesia.  Pappaseng  dapat pula diartikan  pangaja’  yang bermakna nasihatyang berisi ajakan moral yang patut dituruti.  Dalam tulisan punagi (1983:1) dinyatakan bahwa pappaseng adalah wasiat orang tua kepada anak cucunya (orang banyak) yang harus selalu diingat sehingga amanatnya perlu dipatuhi dan dilaksanakan atas rasa tanggung jawab. Mattalitti (1980:5) juga mengemukakan bahwa  pappaseng  bermakna petunjuk-petunjuk dan nasihat dari nenek moyang orang bugis zaman dahulu untuk anak cucunya agar menjalani hidup dengan baik. Jadi,  pappaseng  adalah wasiat orang-orang tua dahulu kepada anak cucunya (generasi berikutnya) yan...

MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

BAB   I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan  manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak pendidik yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk melakukan hal yang mereka inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak membutuhkanya, maka  setiap guru dituntut untuk memahami teori psikologi pendidikan  agar  potensi yang ada pada peserta didik dapat dikembangkan berdasarkan tahap perkembangannya.  Banyak para ahli yang memaparkan tentang perkembangan  peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers, Kohnstam.  Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu, keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh tentang  pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu...