Badanku rasanya sangat
pegal dan terasa kaku, kedua mataku masih sulit untuk kubuka. Aku harus bangun
karena jam sudah menunjukkan pukul 07.00, segera kubergegas untuk mandi lalu ke
kampus.
Hanya meneguk segelas air
putih dan bergegas menuju kampus. Suasana di jalan sudah sangat ramai, apalagi
jalan di kompleks Hartaco Jaya yang selalu dan selalu macet dipenuhi kendaraan
bermotor, belum lagi jalan yang becek mengotori
sepatuku, tadinya aku sudah merasa bersih dan rapi di saat setelah
mandi. Setelah sampai kampus aku merasa seperti dari sawah akibat becek dijalan
yang mengotori sepatuku.
Sesampainya di kampus, aku bergegas menuju
ruangan tempatku kuliah dan ternyata dosen sudah masuk.”Aduuhhh, aku terlambat
lagi, padahal hari ini aku harus naik menampilkan hasil presentaseku dalam
bentuk video” ucapku dalam hati sambil melihat teman-temanku yang sudah duduk
dalam ruangan. Untung saja dosennya berbaik hati mengizinkanku masuk dalam
ruangan karena dosen juga belum lama dalam ruangan.”Alhamdulillah itu artinya
teman kelompokku belum naik menampilkan hasil presentase kami yang dalam bentuk
video” ucapku sambil mengelus dada dengan penuh rasa syukur.
Setelah beberapa menit dalam ruangan, dosen pun
menunjuk kelompok kami untuk naik menampilkan hasil presentase kami yang dalam
bentuk video dengan judul makalah karya tulis ilmiah dan karya tulis fiksi.
Setelah menampilkan hasil presentase kami ada dari kelompok 2 yang mengajukan
pertanyaan.
Fifi
: ”Apa perbedaan karya tulis ilmiah
dan karya tulis fiksi?”
Saya :
“Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang memiliki ketentuan baku dalam
penulisannya. Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa
yang baku. Kata ganti orang pertama dan kedua tidak digunakan dalam penulisan
karya ilmiah, biasanya kata ganti saya
digantikan dengan kata penulis. Karya
ilmiah lebih menekankan kepada fakta dan data yang akurat untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi, contoh, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, ataupun
akademik. Sedangkan karya tulis fiksi adalah karya tulis yang sifatnya
fleksibel dalam penggunaan bahasa. Bersifat fiksi dan biasanya penulisan
disertai dengan unsure subjektifitas yang tinggi. Penggunaan bahasa yang bebas
ini membuat karya tulis fiksi tidak memiliki aturan yang mengikat. Penulis
bebas mengekspresikan dirinya melalui karyatulis fiksi. Contoh fiksi, puisi, novel,
dan cerita pendek.
Moderator: “Bagaimana dengan kelompok dua apakah
jawabannya bisa diterima?”
Fifi :
“Ya saya telah paham oleh apa yang dijelaskan pemateri”(katanya dengan pelan)
Moderator: “Baiklah presentase pada hari ini
cukup sekian daan terima kasih.”
Comments
Post a Comment